Berita Bola – Thiago Motta akhirnya angkat bicara mengenai masa jabatannya yang singkat sebagai pelatih Juventus. Eks pelatih Bianconeri itu mengungkap alasan Teun Koopmeiners dan Dusan Vlahovic gagal memenuhi ekspektasi di Turin.
Motta yang digantikan Igor Tudor pada bulan Maret lalu juga membagikan pengalaman pribadinya usai dipecat. Ia mengaku menerima banyak pesan dukungan dari para pemain meski tak terlihat di media sosial.
Dalam wawancara eksklusif dengan Il Corriere della Sera, Motta memberikan analisis mendalam tentang tantangan yang dihadapi kedua pemain bintang Juventus tersebut.
Motta mengakui harga transfer Koopmeiners yang mencapai €60 juta langsung membebani pemain Belanda itu. Ekspektasi berlebihan dari publik dinilai memengaruhi performa gelandang berusia 26 tahun tersebut.
Namun, Motta yakin Koopmeiners akan kembali ke level terbaiknya. Ia menilai pemain itu memiliki kualitas dan etos kerja yang baik.
“Menurut saya, Koop langsung dibebani terlalu banyak ekspektasi. Harga transfernya yang mahal sangat berpengaruh,” ujar Motta.
“Dia pemain level tinggi yang selalu tampil bagus untuk Atalanta dan timnas. Saya yakin saat menemukan keseimbangan, dia akan kembali ke level biasanya,” tambahnya.
Motta mengungkapkan bahwa banyak pemain Juventus yang mengiriminya pesan dukungan secara privat. Ia menegaskan media sosial seringkali menciptakan persepsi yang salah tentang realita.
Meski Koopmeiners tak mengunggah pesan publik, Motta mengaku tak kecewa. Ia memahami setiap pemain memiliki cara berbeda dalam mengekspresikan dukungan.
“Media sosial mengubah realita. Hari ini jika sesuatu tidak diungkapkan publik, seolah itu tidak terjadi,” kata Motta.
“Banyak pemain yang mengirimi saya pesan pribadi, bahkan yang pernah saya tegur keras sekalipun. Itu pemikiran yang tulus,” lanjutnya.
Motta menjelaskan alasan seringnya memainkan Vlahovic di paruh pertama musim. Striker Serbia itu dinilai pantas mendapat tempat utama berkat kerja kerasnya.
Meski sempat kecewa saat tak dimainkan setelah kedatangan Kolo Muani, Vlahovic tetap menunjukkan sikap profesional. Motta memuji mentalitas pemain berusia 24 tahun itu.
“Dusan memainkan banyak pertandingan, beberapa bilang terlalu banyak, tapi dia pantas karena selalu bekerja keras,” tegas Motta.
“Hubungan kami baik. Dia tidak senang saat tak bermain, tapi selalu menghormati keputusan saya dan bekerja keras,” pungkas mantan pelatih Bologna itu.


