Berita Bola – Manchester United merampungkan rekrutmen perdana musim ini dengan mengamankan jasa Matheus Cunha dari Wolverhampton. The Red Devils langsung mencairkan klausul pelepasan senilai 62.5 juta pounds untuk mendapatkan striker Brasil tersebut.
Langkah ini mengingatkan pada metode Ed Woodward yang cenderung menargetkan pemain dengan klausul pelepasan yang transparan. Pada tahun 2017, MU pernah melirik Antoine Griezmann yang memiliki klausul senilai 100 juta euro di Atletico Madrid.
Cunha dinilai sesuai dengan skema 3-4-3 yang diterapkan pelatih anyar Ruben Amorim. Penyerang berusia 25 tahun ini telah menorehkan 27 gol selama dua musim terakhir di Premier League.
MU mencairkan klausul pelepasan senilai 62.5 juta pounds untuk merekrut Cunha dari Wolves. Negosiasi hanya terpusat pada mekanisme pembayaran, dengan Wolves menginginkan pelunasan dalam periode dua tahun.
Transfer ini dirampungkan pada 1 Juni, bertepatan dengan pembukaan bursa transfer khusus menjelang Club World Cup. Kemudahan proses ini menyerupai pendekatan yang diidamkan Woodward pada masa lalu.
Cunha beroperasi sebagai inside forward dalam formasi 3-4-3 Wolves, posisi yang juga akan diembannya di Old Trafford. Pemain ini memiliki track record dan produktivitas terbukti di kancah Premier League.
MU kerap berhadapan dengan fenomena “United Tax”, yakni markup harga yang diterapkan klub-klub lain. Mantan direktur sepakbola John Murtough sering mengangkat permasalahan ini dalam berbagai kesempatan.
Ilustrasi nyata adalah transfer Rasmus Hojlund yang berakhir dengan pembayaran 70 juta pounds plus bonus untuk pemain yang awalnya dibanderol 40 juta pounds. Kasus serupa terjadi pada rekrutmen Antony dan Casemiro dengan nilai yang membengkak.
Newcastle mengalami dilema serupa dengan “Saudi Tax” akibat kepemilikan PIF. Klub-klub dengan kekuatan finansial besar umumnya dikenakan tarif premium dalam setiap transaksi.
Di bawah kepemimpinan Omar Berrada, MU mulai menerapkan kedisiplinan finansial yang ketat. Mereka menarik diri dari negosiasi Jarrad Branthwaite musim lalu karena valuasi yang dinilai tidak masuk akal.
Berrada, yang sebelumnya berkarier di Manchester City, memiliki kebiasaan meninggalkan target apabila harga tidak proporsional. MU kini memiliki fleksibilitas finansial yang cukup memadai setelah implementasi pemotongan gaji.
Target-target lain seperti Bryan Mbeumo, Antoine Semenyo, dan Eberechi Eze masih dalam pantauan, namun MU akan konsisten pada “price point” yang telah ditetapkan manajemen.
Transfer Cunha menandai perubahan paradigma MU dalam aktivitas bursa transfer. Mereka kini lebih mengutamakan target dengan klausul pelepasan yang jelas dan transparan.
Ujian sesungguhnya akan datang ketika MU harus bernegosiasi untuk pemain tanpa klausul pelepasan. Kedisiplinan finansial akan diuji di tengah tekanan untuk segera kembali kompetitif di level tertinggi.
Dengan absennya partisipasi di kompetisi Eropa musim depan, MU dituntut lebih bijaksana dalam pengeluaran. Transfer Cunha berpotensi menjadi penanda dimulainya era baru dalam sistem rekrutmen Setan Merah.