Berita Bola – Barcelona kembali mengalihkan radar transfer mereka ke Luis Diaz, setelah gagal mendatangkan Nico Williams yang memilih bertahan di Athletic Club.
Nama penyerang sayap milik Liverpool itu kini berada di posisi teratas daftar incaran Blaugrana untuk sisa bursa transfer musim panas. Namun, rencana ini memicu respons beragam dari kalangan suporter.
Pertanyaannya: apakah merekrut Diaz benar-benar langkah tepat bagi Barcelona?
Secara kualitas individu, tak banyak yang meragukan kemampuan Luis Diaz. Meski mungkin belum mencapai level elite pemain terbaik dunia, winger asal Kolombia itu dinilai berada hanya satu lapis di bawahnya.
Ia punya atribut komplet yang dapat menyegarkan lini depan Barcelona yang kini masih bergantung pada Robert Lewandowski yang semakin menua dan Raphinha yang musim lalu tampil inkonsisten.
Luis Diaz bisa menjadi solusi alami di sisi kiri serangan, area yang selama ini dirasa kurang menggigit. Ia punya kemampuan untuk menembus pertahanan lawan dengan dribel tajam dan kecepatan yang mengancam.
Selain itu, pengalamannya yang matang di usia 28 tahun dianggap bisa menambah keseimbangan dalam skuat yang relatif muda, terutama di sektor penyerang.
Tak hanya menyerang, Diaz juga dikenal sebagai pemain yang bekerja keras saat bertahan. Ini menjadi nilai plus yang sejalan dengan gaya permainan agresif dan pressing tinggi yang diusung pelatih Barcelona, Hansi Flick.
Fleksibilitasnya bermain di berbagai posisi di lini depan pun bisa memberi Flick lebih banyak opsi taktik.
Kendati kualitasnya mumpuni, ada pertanyaan besar mengenai urgensi dan efektivitas finansial dari transfer ini. Barcelona masih dibayangi keterbatasan anggaran, dan membelanjakan sebagian besar dana yang tersedia untuk pemain seperti Diaz dianggap terlalu berisiko.
Harga yang kabarnya mencapai 80 juta euro (sekitar Rp1,5 triliun) akan menjadi beban besar, terutama karena usia Diaz yang tak lagi muda.
Jika kemudian dijual, kemungkinan besar nilainya tidak akan lagi mendekati angka tersebut. Ini bisa mengganggu perencanaan jangka panjang klub, terutama untuk mendatangkan suksesor Lewandowski di posisi nomor sembilan, yang sejatinya lebih mendesak.
Di sisi lain, sektor sayap bukanlah titik lemah utama Barcelona saat ini. Mereka justru kekurangan kedalaman di lini belakang. Maka, merekrut Diaz bisa jadi langkah yang memperkuat area yang sudah relatif solid, alih-alih menambal lubang di pertahanan.
Masalah lain yang mungkin muncul adalah tumpukan pemain di lini serang. Jika Diaz datang, Hansi Flick harus memutar otak untuk mengatur komposisi tim.
Setidaknya satu dari Dani Olmo, Lewandowski, atau Raphinha harus rela duduk di bangku cadangan di laga-laga besar, yang bisa memicu ketidakpuasan internal.