Komunitas Agen Bola, SBOBET, IBCBET, Prediksi Pasaran Bola & Casino Online Terbesar

Mikel Arteta Kecam Kepemimpinan Wasit Usai Arsenal Tumbang Di Tangan Inter Milan

Berita Bola – Mikel Arteta menyayangkan jika Arsenal tidak memperoleh penalti yang menurutnya jelas-jelas menjadi sebuah pelanggaran ketika mereka menelan kekalahan saat menghadapi Inter Milan di ajang Liga Champions tengah pekan kemarin.

Arsenal terpaksa menyerah saat melawat ke markas Inter pada League Phase Liga Champions 2024/25. Bermain di Giuseppe Meazza, Kamis (7/11/2024) dini hari WIB, mereka takluk 0-1.

Satu-satunya gol tercipta di laga tersebut adalah lewat eksekusi penalti Hakan Calhanoglu di menit ke-45+3. Wasit menunjuk titik putih setelah melihat Mikel Merino melakukan handsball di dalam kotak penalti.

Namun, pelatih Arteta merasa keputusan tersebut terlalu berlebihan, ia merasa tidak adil untuk memutuskan bahwa Merino telah menyentuh bola, dan ia juga merasa Arsenal seharusnya mendapatkan penalti sebelum itu.

Seperti diketahui, kepala Merino terkena terjangan kiper Inter, Yann Sommer, saat berusaha menyambut umpan silang, namun wasit Istvan Kovacs mengesampingkan seruan untuk penalti dan insiden itu juga lolos dari tayangan VAR.

“Saya tidak mengerti , itu hanya sebuah defleksi,” ujar Arteta, ketika ditanya tentang Inter yang mendapat hadiah penalti atas handball yang dilakukan Merino.

“Tidak ada bahaya sama sekali, Anda tidak bisa bereaksi karena Anda sangat dekat, tetapi oke, mereka memutuskan itu adalah penalti.

“Kami diberitahu pada awal musim bahwa itu bukan penalti, itu sudah jelas. Hari ini adalah cerita yang berbeda.

“Namun, jika itu adalah sebuah penalti, maka penalti kepada Mikel Merino saat ia ditinju di kepala haruslah 1.000 persen penalti dan ini adalah margin dalam permainan ini dan sangat, sangat sulit untuk diterima.”

Kekalahan tersebut merupakan kekalahan ketiga Arsenal dalam enam pertandingan terakhir mereka, namun mereka memiliki kesempatan untuk kembali ke permainan.

“Namun kenyataannya adalah hasilnya dan kami berpartisipasi dalam hal itu, karena kami memiliki banyak situasi yang dapat kami selesaikan dengan lebih baik di depan gawang dan mencetak setidaknya dua gol.

“Dan kemudian sangat frustrasi juga karena ada dua keputusan yang pada akhirnya menentukan hasil dan jalannya pertandingan,” imbuh Arteta.

Tim asuhan Arteta mengakhiri laga dengan 20 tembakan ke arah gawang, jumlah tembakan terbanyak tanpa mencetak gol dalam satu laga Liga Champions sejak November 2006.