Berita Bola – Cesc Fabregas kembali angkat suara soal kondisi sepak bola Italia setelah rentetan hasil buruk yang menimpa tim nasional mereka. Pelatih Como itu menilai ada masalah mendasar dalam cara Italia membina pemain sehingga membuat perkembangan mereka berjalan lambat.
Kritik Fabregas ini mencuat setelah Italia dipukul telak oleh Norwegia 1-4 di San Siro, sebuah hasil yang menjadi kekalahan kandang paling memalukan Gli Azzurri dalam tujuh dekade. Kekalahan itu juga memastikan Italia hanya duduk di posisi kedua Grup I Kualifikasi Piala Dunia 2026 dan kembali harus melewati playoff untuk ketiga kalinya secara beruntun.
Sebagian orang menyalahkan keterbatasan skuad Gennaro Gattuso, namun banyak juga yang menilai masalah sebenarnya berada pada kurangnya keberanian klub-klub Italia memberikan menit bermain kepada pemain muda. Fabregas pun termasuk pihak yang mendukung pandangan tersebut dan bahkan membandingkannya langsung dengan budaya sepak bola Spanyol.
Menurutnya, Spanyol memiliki pendekatan yang jauh lebih progresif dalam memoles pemain akademi. Klub-klub di sana tak ragu menurunkan pemain berusia belasan tahun di level tertinggi, sesuatu yang mempercepat regenerasi ke tim nasional. Ia menyebut ada “obsesi sehat” di Spanyol untuk memberi panggung pada darah muda, baik untuk kepentingan klub maupun tim nasional.
Kondisi ini, menurut Fabregas, sangat bertolak belakang dengan situasi di Italia. Ia melihat klub-klub Serie A dan kompetisi usia muda terlalu kaku, bahkan cenderung takut mengambil risiko. Pemain muda harus melewati proses panjang sebelum bisa tampil di tim utama, sehingga banyak talenta baru terlambat matang.
Fabregas juga menceritakan pengalaman pribadinya saat menangani tim muda Como. Ketika melihat adanya ketidakseimbangan posisi, ia memutuskan memanggil dua pemain dari tim U-16 karena menilai kemampuan mereka sudah mencukupi. Namun keputusan itu justru menimbulkan polemik karena dianggap “melompati jalur pembinaan” yang sudah menjadi tradisi di Italia. Bagi Fabregas, penolakan semacam ini menunjukkan bagaimana budaya konservatif justru menghambat perkembangan bakat.
Ia menilai Italia harus mulai berani meninggalkan pola pikir lama jika tak ingin terus tertinggal dari negara-negara lain. Menurutnya, membuka ruang lebih besar bagi pemain muda untuk naik ke level senior adalah langkah yang tak bisa ditunda lagi.
Peringatan Fabregas menjadi refleksi penting bagi sepak bola Italia, terutama ketika tim nasional mereka bersiap menghadapi playoff Piala Dunia 2026 yang akan menentukan nasib mereka di pentas dunia.


