Komunitas Agen Bola, SBOBET, IBCBET, Prediksi Pasaran Bola & Casino Online Terbesar

betarena

Bukan Eze, Mikel Arteta Malah Berikan Pujian Buat Dua Pemain Ini Setelah Arsenal Kalahkan Palace

Berita Bola – Mikel Arteta melontarkan pujian tinggi untuk rekrutan musim panas Arsenal usai laga melawan Crystal Palace. Sosok itu secara mengejutkan bukanlah Eberechi Eze yang menjadi pencetak gol kemenangan. Eze memang menjadi pahlawan yang menentukan kemenangan ketujuh Arsenal musim ini. Golnya ke gawang mantan klubnya itu sukses mengantarkan The Gunners ke puncak klasemen Premier League. Total ada lima rekrutan musim panas yang tampil dalam laga tersebut. Viktor Gyokeres, Martin Zubimendi, dan Eze turun sebagai starter. Sementara itu, Christhian Mosquera dan Piero Hincapie masuk dari bangku cadangan. Justru kedua pemain pengganti inilah yang mendapat apresiasi khusus dari Arteta. Piero Hincapie dan Christhian Mosquera diturunkan karena cedera yang dialami Declan Rice dan William Saliba. Keduanya masuk untuk membentuk tiga bek darurat di lini pertahanan. Performa Hincapie secara khusus membuat Arteta sangat terkesan. Sang manajer bahkan mengindikasikan bahwa fans Arsenal akan “jatuh cinta” pada sang pemain. “Senang sekali Piero bisa bermain juga. Anda bisa merasakan agresi dan komitmennya di setiap aksi,” ujar Arteta kepada media klub. “Saya rasa penonton akan menyukainya, dan pujian untuk pemain lain yang harus masuk untuk memenangkan pertandingan.” Mosquera sendiri tampil solid ketika dipercaya turun musim ini. Di sisi lain, Hincapie memang belum banyak mendapat kesempatan bermain seperti yang ia harapkan. Namun, performa keduanya dalam laga ini menunjukkan bahwa para pemain baru tersebut bisa diandalkan. Arteta juga memberikan kredit besar atas adaptasi cepat Mosquera. “Untuk Mosquera, kredit besar baginya karena dia baru bermain satu tahun di La Liga,” jelas Arteta. “Ia datang ke liga baru dengan tuntutan besar, dan langsung memberikan dampak nyata,” lanjutnya. Kemenangan atas Crystal Palace ini rupanya punya arti spesial bagi sang pelatih. Arteta tidak ragu menyebutnya sebagai salah satu kemenangan terbesar Arsenal musim ini. “Saya sangat senang dengan yang satu ini. Saya katakan kepada para pemain bahwa ini mungkin kemenangan terbesar sejauh musim ini – cara kami mendekatinya hari ini,” tuturnya. Kemenangan ini terasa penting karena diraih melawan tim yang merepotkan mereka musim lalu. Apalagi, Arteta menilai Palace sedang dalam performa yang sangat baik. “Kami telah melawan tiga tim yang membuat kami kehilangan poin musim lalu. Dan Palace sedang dalam performa luar biasa,” sambung Arteta. Arteta memuji cara timnya mengatasi ancaman yang diberikan oleh Palace. Menurutnya, para pemain menunjukkan kesabaran dan konsentrasi yang tinggi. “Kami harus sabar, tetap konsentrasi, dan tidak frustrasi. Karena mereka mematikan dalam serangan balik, di ruang terbuka, dan dari bola mati,” katanya. Arteta pun senang timnya mampu menunjukkan level kedewasaan yang berbeda. Mereka sukses menemukan cara mencetak gol dan sekaligus menjaga gawang tidak kebobolan. “Saya senang tim menunjukkan kedewasaan. Kami menemukan cara untuk mencetak gol brilian melalui Eze dan menjaga clean sheet,” tutupnya.

Bukan Eze, Mikel Arteta Malah Berikan Pujian Buat Dua Pemain Ini Setelah Arsenal Kalahkan Palace Read More »

Hasil Serie A : Kalah Lagi, Juventus Tumbang 0-1 Di Kandang Lazio

Berita Bola – Lazio sukses menundukkan Juventus dengan skor tipis 1-0 dalam laga pekan ke-8 Serie A 2025/2026 yang berlangsung di Stadio Olimpico, Senin 27 Oktober 2025 dini hari WIB. Gol tunggal kemenangan tim tuan rumah dicetak oleh gelandang Toma Basic di menit ke-9. Hasil ini menjadi angin segar bagi pasukan Maurizio Sarri yang sempat kesulitan di awal musim. Tambahan tiga poin mengangkat Lazio ke posisi ke-10 klasemen sementara dengan koleksi 11 poin. Sebaliknya, Juventus asuhan Igor Tudor kembali gagal meraih kemenangan di liga. Kekalahan ini memperpanjang tren tanpa kemenangan Bianconeri menjadi lima laga beruntun dan membuat mereka tertahan di peringkat ke-8 dengan 12 poin. Pertandingan berjalan sengit sejak awal, dengan kedua tim sama-sama menciptakan sejumlah peluang. Berikut laporan jalannya laga selengkapnya dari Stadio Olimpico. Jalannya Laga : Pertandingan dimulai dengan tempo tinggi. Juventus langsung menekan lewat pergerakan McKennie dan Vlahovic di sisi kiri, namun pertahanan Lazio tampil disiplin. Hanya dalam sembilan menit, tuan rumah mencetak gol pembuka melalui Toma Basic. Gol berawal dari kesalahan Jonathan David yang menanduk bola ke arah Danilo Cataldi. Gelandang Italia itu mengirim umpan pendek kepada Basic yang melepaskan tembakan keras dari jarak 25 meter. Bola sempat mengenai kaki Federico Gatti sebelum masuk ke pojok kanan bawah gawang Mattia Perin. Lazio unggul 1-0. Juventus berusaha merespons cepat. Pada menit ke-18, Cambiaso mengirim umpan silang akurat ke McKennie, namun sundulan gelandang Amerika Serikat itu masih melenceng tipis di sisi kanan gawang. Dua menit berselang, Conceicao mengirim umpan silang yang nyaris disambar Cambiaso, tetapi tendangannya meleset tipis. Provedel menjadi penyelamat Lazio di menit ke-35. Ia berhasil menepis upaya lob dari Jonathan David yang berhadapan satu lawan satu. Beberapa menit kemudian, Koopmeiners juga menguji kiper tuan rumah lewat tendangan bebas yang kembali diamankan dengan sigap. Menjelang turun minum, Juventus semakin gencar menekan. Namun, penyelesaian akhir mereka masih kurang tajam. Upaya Conceicao di menit ke-36 kembali melambung, sementara peluang terakhir dari tendangan bebas Koopmeiners berhasil diblok oleh Boulaye Dia. Lazio bertahan dengan baik hingga babak pertama berakhir dengan keunggulan 1-0. Memasuki paruh kedua, Igor Tudor langsung melakukan perubahan. Andrea Cambiaso ditarik keluar dan digantikan oleh Kenan Yildiz. Pergantian itu membuat Juventus lebih agresif di sisi kanan. Peluang pertama babak kedua hadir di menit ke-48 saat Locatelli melepaskan sepakan melengkung dari tepi kotak penalti. Namun, Ivan Provedel kembali sigap menepis bola ke sisi kanan gawang. Tidak lama berselang, Vlahovic hampir menyamakan kedudukan tetapi sundulannya hanya membentur mistar. Lazio membalas lewat pergerakan Isaksen yang aktif di sisi kanan. Pada menit ke-58, Cataldi mencoba peruntungan dari jarak jauh, tetapi tembakannya masih melayang di atas mistar. Juventus sempat menuntut penalti usai Conceicao dijatuhkan Gila, namun setelah tinjauan VAR, wasit memutuskan tidak ada pelanggaran. Sarri kemudian menarik Toma Basic keluar pada menit ke-68 dan menggantikannya dengan Matias Vecino. Basic mendapat standing ovation dari publik Olimpico atas penampilan impresifnya. Juventus juga menambah tenaga baru dengan masuknya Kostic, Thuram, dan Openda untuk menambah daya dobrak. Meski tekanan Juventus meningkat, Lazio tetap solid di belakang. Provedel membuat penyelamatan gemilang atas sundulan Thuram di menit ke-75 dan sepakan jarak dekat Yildiz beberapa menit kemudian. Sementara di sisi lain, Isaksen hampir menambah keunggulan, namun tendangannya masih melebar tipis. Menjelang akhir laga, Pedro nyaris mencetak gol setelah baru masuk menggantikan Isaksen. Sepakannya dari jarak 18 meter melambung tipis di atas gawang Perin. Juventus sempat menekan di masa tambahan waktu, tetapi usaha terakhir Thuram kembali digagalkan oleh Provedel. Lazio bertahan hingga peluit panjang berbunyi untuk memastikan kemenangan penting di kandang sendiri.

Hasil Serie A : Kalah Lagi, Juventus Tumbang 0-1 Di Kandang Lazio Read More »

Drama Di El Clasico : Vinicius Dan Courtois Terlibat Adu Mulut Dengan Lamine Yamal Setelah Kartu Merah Pedri

Berita Bola – Pertandingan panas antara Real Madrid dan Barcelona di Santiago Bernabeu berakhir dengan kericuhan. Vinicius Junior menjadi pusat perhatian dalam insiden pasca-laga yang memaksa petugas keamanan turun tangan. Madrid menang 2-1 berkat gol Kylian Mbappe dan Jude Bellingham, namun tensi tinggi di akhir laga memberikan warna berbeda bagi kemenangan kali ini. Pertikaian terjadi di tepi lapangan tak lama setelah peluit akhir, melibatkan pemain dan staf dari kedua tim. Situasi semakin panas ketika pemain muda Barcelona, Lamine Yamal, menjadi sasaran emosi para pemain Madrid. Umpatan dan dorongan mewarnai menit-menit terakhir sebelum para ofisial berhasil memisahkan kedua kubu. Insiden bermula ketika Barcelona harus bermain dengan 10 pemain setelah Pedri diganjar kartu merah akibat tekel keras terhadap Aurelien Tchouameni. Keputusan itu memicu reaksi keras dari kedua tim, terutama dari para pemain Madrid yang merasa diincar sejak awal laga. Vinicius, yang sebelumnya sempat marah karena diganti di menit ke-72, kembali ke pinggir lapangan dan terlibat langsung dalam adu mulut dengan kubu lawan. Ia terlihat berteriak ke arah bangku cadangan Barcelona sebelum akhirnya ditenangkan oleh staf pelatih. Di sisi lain, Bellingham yang sudah ditarik keluar justru ikut terseret dalam keributan. Ia tampak berada di tengah kerumunan pemain sebelum diamankan dari area teknis oleh ofisial pertandingan. Tak berhenti di situ, kiper Real Madrid Thibaut Courtois juga terlibat konfrontasi dengan Lamine Yamal. Kiper asal Belgia itu terlihat berteriak ke arah pemain muda Barcelona setelah peluit akhir, diduga karena komentar provokatif dari Yamal. Pelatih Xabi Alonso berusaha menenangkan suasana dengan menarik pemainnya ke tengah lapangan untuk merayakan kemenangan. Namun Vinicius sempat mencoba mendekati Yamal lagi sebelum akhirnya ditahan rekan-rekannya. Yamal sendiri sudah memancing reaksi Madrid sebelum laga dimulai. Dalam wawancara pra-pertandingan, ia sempat menyindir rivalnya dengan mengatakan: “Ya, mereka mencuri, mereka selalu mengeluh.” Ucapannya itu tampak kembali menghantui setelah Madrid memastikan kemenangan di Bernabeu.

Drama Di El Clasico : Vinicius Dan Courtois Terlibat Adu Mulut Dengan Lamine Yamal Setelah Kartu Merah Pedri Read More »

Presiden Inter Milan Protes Keras Setelah Timnya Tumbang 3-1 Atas Napoli

Berita Bola – Presiden Inter Milan, Giuseppe Marotta, menyampaikan kekecewaannya atas keputusan penalti yang diberikan kepada Napoli dalam laga Serie A yang berakhir dengan skor 3-1, Sabtu (25/10/2025) malam WIB. Ia menilai keputusan tersebut menjadi titik balik yang mengubah keseimbangan pertandingan. Inter datang ke Stadio Diego Armando Maradona dengan catatan tujuh kemenangan beruntun dan status favorit. Namun, mereka harus pulang dengan tangan hampa setelah gagal mengatasi tekanan tuan rumah. Gol pembuka Napoli datang dari titik putih yang dieksekusi Kevin De Bruyne, diikuti sepakan keras Scott McTominay. Meski Hakan Calhanoglu sempat memperkecil kedudukan, Andre-Frank Zambo Anguissa memastikan kemenangan Napoli lewat gol ketiga. Kekecewaan Marotta terhadap wasit menjadi sorotan utama seusai pertandingan. Ia bahkan turun langsung memberikan pernyataan kepada media untuk menyampaikan protes resmi klub terhadap keputusan yang dinilainya tidak adil. Giuseppe Marotta menjadi sosok pertama dari kubu Inter yang berbicara kepada media usai kekalahan di Naples. Ia menilai bahwa keputusan wasit terkait penalti untuk Napoli sangat memengaruhi jalannya pertandingan. Menurutnya, situasi tersebut seharusnya dapat ditinjau ulang menggunakan teknologi VAR karena wasit utama sempat mengabaikan insiden sebelum mengubah keputusan. “Meski Napoli akhirnya memang pantas menang, terutama di 20 menit terakhir, penalti itu jelas menjadi faktor yang mengubah keseimbangan pertandingan,” ujar Marotta kepada DAZN Italia. “Saya pikir ini seharusnya menjadi momen ideal bagi VAR untuk turun tangan. Wasit sebenarnya sudah melihat insiden itu dan sempat membiarkannya, tetapi delapan detik kemudian meniup peluit setelah mendengar masukan dari asistennya,” tambah Marotta. Marotta juga menyoroti ketidakkonsistenan keputusan wasit yang dinilainya berlawanan dengan prinsip yang sudah disampaikan otoritas perwasitan. Ia menegaskan bahwa insiden yang dialami Giovanni Di Lorenzo bukanlah pelanggaran yang layak diganjar penalti. Ia bahkan menyebut bahwa banyak pengamat dan mantan wasit juga menilai keputusan tersebut keliru. Marotta meminta kejelasan soal standar pelanggaran yang dapat menghasilkan penalti di Serie A. “Kemenangan Napoli memang dimulai dari momen itu, tapi jika melihat dinamika di balik penalti, seharusnya tidak ada pelanggaran,” kata Marotta. “Kami harus memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan penalti. Jika wasit sudah melihat dan memutuskan tidak ada pelanggaran, lalu mendengar asistennya yang berada di posisi lebih buruk, maka jelas ia terlalu mudah terpengaruh,” lanjutnya. Selain insiden penalti, pertandingan juga diwarnai ketegangan antara Lautaro Martinez dan pelatih Napoli, Antonio Conte. Namun, Marotta menegaskan bahwa insiden itu hanyalah bagian dari dinamika pertandingan yang panas. Ia juga mengungkapkan bagaimana keputusan penalti tersebut memengaruhi suasana di ruang ganti Inter pada babak pertama. Tim disebut kehilangan fokus setelah merasa dirugikan oleh keputusan tersebut. “Saya berada di ruang ganti saat jeda babak pertama, dan jelas penalti itu berdampak besar pada mental para pemain,” ungkap Marotta. “Saya tidak mengatakan Napoli tidak pantas menang, tapi kami hadir di sini untuk memprotes cara penalti itu diberikan,” tutupnya.

Presiden Inter Milan Protes Keras Setelah Timnya Tumbang 3-1 Atas Napoli Read More »

Lini Serang Chelsea Kehilangan Tajinya Saat Dikalahkan Sunderland Di Stamford Bridge

Berita Bola – Chelsea kehilangan ketajaman di lini depan saat takluk 1-2 dari Sunderland di Stamford Bridge. Gol di masa tambahan waktu dari Chemsdine Talbi menjadi penentu kemenangan dramatis tim tamu sekaligus membawa mereka naik ke posisi kedua klasemen Premier League. The Blues sejatinya sempat unggul cepat lewat aksi individu Alejandro Garnacho di menit kelima. Namun, keunggulan itu lenyap setelah Wilson Isidor memanfaatkan kelengahan pertahanan Chelsea untuk menyamakan kedudukan sebelum jeda. Sunderland kemudian tampil lebih hati-hati di babak kedua. Mereka bertahan rapat dan menunggu kesempatan untuk melancarkan serangan balik cepat yang akhirnya membuahkan hasil di penghujung laga. Sementara itu, Chelsea tampil dominan dalam penguasaan bola, tetapi gagal menciptakan peluang berbahaya. Kombinasi Joao Pedro, Pedro Neto, dan Garnacho terlihat menjanjikan di atas kertas, tetapi tidak menghasilkan banyak ancaman nyata di lapangan. Kehilangan taji di depan gawang, Chelsea pun tumbang. Kekalahan ini membuat Chelsea harus puas turun ke peringkat ketujuh klasemen, sementara Sunderland kini hanya berjarak dua poin dari Arsenal di puncak, tapi telah memainkan satu pertandingan lebih banyak. Sejak awal laga, Chelsea tampil penuh percaya diri setelah pesta gol melawan Ajax di Liga Champions tengah pekan lalu. Gol cepat Garnacho tampak menjadi pembuka kemenangan lainnya. Akan tetapi, setelah itu, permainan mereka menurun drastis. Pelatih Enzo Maresca melakukan rotasi besar dengan hanya mempertahankan Marc Guiu di lini depan. Keputusan tersebut membuat serangan Chelsea kehilangan koordinasi. Garnacho yang tampil tajam di awal pertandingan bahkan ditarik keluar di menit ke-58 karena tidak mampu memberi dampak setelah gol pembuka. Masuknya pemain muda Brasil, Estevao, diharapkan bisa menambah kreativitas serangan. Namun, upaya itu tak banyak membantu. Chelsea berulang kali mengirimkan umpan silang melalui Reece James dan Marc Cucurella, tetapi tanpa sosok penyerang murni seperti Liam Delap—yang masih belum fit sepenuhnya—semua peluang berakhir tanpa hasil. Joao Pedro yang dipasang lebih dalam gagal berperan sebagai ujung tombak. Minimnya variasi serangan membuat Chelsea mudah dibaca oleh pertahanan Sunderland. Dominasi mereka dalam penguasaan bola tak diiringi efektivitas di depan gawang, mencerminkan masalah klasik The Blues musim ini: banyak peluang, sedikit gol. Sunderland datang ke Stamford Bridge dengan catatan tandang yang belum mengesankan, hanya empat poin dari empat laga sebelumnya. Namun, mereka menunjukkan kedewasaan dalam bertahan dan kesabaran dalam memanfaatkan peluang. Setelah menyamakan kedudukan melalui Wilson Isidor di babak pertama, Sunderland mulai menurunkan tempo di babak kedua dan menunggu Chelsea melakukan kesalahan. Pendekatan itu terbukti berhasil di menit ke-94 ketika serangan balik cepat berujung pada gol Talbi dari tepi kotak penalti. Gol itu menjadi simbol efisiensi Sunderland yang hanya membutuhkan sedikit peluang untuk menghasilkan sesuatu. Mereka tetap tenang di masa injury time dan tidak tergesa-gesa membuang bola, hingga akhirnya menemukan momen tepat untuk menuntaskan pertandingan. Kemenangan ini bukan hanya tambahan tiga poin penting, tetapi juga bukti kematangan permainan Sunderland di bawah Regis Le Bris. Kini mereka berjarak dua poin dari Arsenal, dan meskipun perjalanan musim masih panjang, performa seperti ini menunjukkan bahwa The Black Cats siap bersaing lebih dari sekadar bertahan di Premier League.

Lini Serang Chelsea Kehilangan Tajinya Saat Dikalahkan Sunderland Di Stamford Bridge Read More »

Jadwal Berat AC Milan : Atalanta, AS Roma, Hingga Inter Milan Menanti Di Depan Mata

Berita Bola – Setelah melewati dua pertandingan yang seharusnya bisa dimenangkan dengan mudah, AC Milan kini menghadapi periode yang jauh lebih berat. Rangkaian laga melawan Atalanta, AS Roma, hingga Inter Milan menanti di depan mata. Dua pekan lalu, Milan menargetkan enam poin penuh dari dua laga yang dianggap “mudah” kontra Fiorentina dan Pisa. Namun, hasil di lapangan jauh dari ideal: hanya kemenangan tipis 2-1 atas Fiorentina dan imbang 2-2 melawan Pisa di San Siro. Kini, tekanan kembali meningkat. Dengan skuad yang masih pincang karena cedera dan performa yang belum stabil, pasukan Massimiliano Allegri dituntut untuk segera bangkit jika tak ingin tertinggal dalam persaingan papan atas Serie A. Rangkaian pertandingan Milan di pengujung Oktober hingga akhir November bisa dianggap sebagai periode penentu. Dalam lima laga beruntun, mereka akan menghadapi tim-tim dengan ambisi besar: Atalanta vs Milan (Rabu, 29 Oktober 2025, 02.45 WIB) Milan vs AS Roma (Senin, 3 November 2025, 02.45 WIB) Parma vs Milan (Minggu, 9 November 2025, 02.45 WIB) Inter vs Milan (Senin, 24 November 2025, 02.45 WIB) Milan vs Lazio (Minggu, 30 November 2025, 02.45 WIB) Kehadiran Parma di tengah jadwal padat itu bisa menjadi jeda yang memberi kepercayaan diri, apalagi jika Milan mampu meraih tiga poin di Ennio Tardini. Akan tetapi, tantangan sebenarnya ada di tiga laga besar kontra Atalanta, Roma, dan Inter yang bisa menentukan arah musim mereka. Jika dibandingkan dengan dua laga sebelumnya, lawan-lawan kali ini punya kualitas serangan dan organisasi permainan yang jauh lebih baik. Milan tak lagi bisa bergantung pada momen individual atau keberuntungan semata. Mereka harus tampil solid sejak menit pertama hingga akhir pertandingan. Kendala terbesar Milan saat ini adalah daftar cedera yang masih panjang. Beberapa pemain inti absen, membuat Allegri kesulitan menemukan keseimbangan di lapangan. Meski demikian, ada sedikit kabar baik. Ardon Jashari dilaporkan bisa kembali bermain saat menghadapi Parma. Sementara itu, Pervis Estupinan dan Ruben Loftus-Cheek ditargetkan pulih untuk laga melawan Atalanta atau Roma. Dua nama lain, Adrien Rabiot dan Christian Pulisic, tengah berjuang keras agar bisa tampil di derby melawan Inter. Jika semua berjalan sesuai rencana, Milan akan mendapatkan suntikan tenaga di momen paling krusial. Kombinasi antara kebugaran pemain yang kembali dan semangat memperbaiki hasil sebelumnya bisa menjadi modal penting untuk melewati bulan yang berat ini. Bagi Milan, periode lima pertandingan ke depan bukan sekadar ujian fisik, tetapi juga ujian karakter. Setelah gagal memaksimalkan “laga mudah”, kini saatnya membuktikan bahwa mereka masih punya daya juang untuk bersaing di papan atas Serie A.

Jadwal Berat AC Milan : Atalanta, AS Roma, Hingga Inter Milan Menanti Di Depan Mata Read More »