Komunitas Agen Bola, SBOBET, IBCBET, Prediksi Pasaran Bola & Casino Online Terbesar

betarena

Penjelasan Carlo Ancelotti Soal Sering Cadangkan Ferland Mendy Dan Mainkan Fran Garcia

Berita Bola – Manajer Real Madrid, Carlo Ancelotti memberikan penjelasan terkait situasi bek kiri Real Madrid saat ini. Ia mengakui bahwa Fran Garcia saat ini lebih unggul ketimbang Ferland Mendy di posisi tersebut. Dini hari nanti, Real Madrid akan bertandang ke San Mames. Mereka akan menjalani pertandingan tandang buat menghadapi tuan rumah Athletic Bilbao di lanjutan La Liga musim 2024/2025. Jelang laga ini, ada pertanyaan terkait pemilihan bek kiri Real Madrid. Belakangan ini, Ancelotti lebih banyak memainkan Fran Garcia di posisi tersebut. Padahal Ferland Mendy belakangan ini sudah fit untuk kembali bermain. Lantas mengapa Garcia yang dipilih Ancelotti? Dalam konferensi persnya baru-baru ini, Ancelotti mencoba menjelaskan mengapa Fran Garcia lebih banyak bermain belakangan ini. Ia menyebut sang bek menawarkan sesuatu yang berbeda untuk Real Madrid dengan kemampuannya yang di atas rata-rata. “Dia (Garcia) bermain karena faktor teknis. Fran sangat bagus dalam bertahan dan ia juga mampu berkontribusi saat menyerang. Dia selalu memanfaatkan setiap kesempatan yang ia dapatkan,” ungkap Ancelotti. Ancelotti juga menegaskan bahwa situasi Garcia itu tidak membuat Ferland Mendy tersisih dari skuad Real Madrid. Ia menegaskan bek asal Prancis itu masih masuk dalam rencananya dan ia akan tetap mengandalkannya di timnya buat mengarungi sisa musim ini. “Saya masih mengandalkan Mendy, saya percaya penuh kepadanya. Kami berhasil memenangkan dua trofi Liga Champions berkat Mendy,” ia menandaskan. Real Madrid sendiri akan fokus untuk mengamankan kemenangan saat berjumpa dengan Athletic Bilbao. Mereka butuh tiga poin untuk menempel ketat Barcelona di puncak klasemen La Liga Spanyol musim 2024/2025.

Penjelasan Carlo Ancelotti Soal Sering Cadangkan Ferland Mendy Dan Mainkan Fran Garcia Read More »

Raphinha Ungkap Komitmennya Buat Barcelona

Berita Bola – Penyerang andalan milik Barcelona, Raphinha menegaskan bahwa ia tidak mau berpuas diri dengan performanya saat ini. Winger asal Brasil itu bertekad untuk memberikan lebih banyak gol dan assist bagi tim asal Catalunya tersebut. Musim 2024/2025 ini bisa dikatakan menjadi musim kebangkitan Raphinha. Di bawah asuhan pelatih Hansi Flick, sang winger tampil menggila bersama Barcelona. Pemain berumur 27 tahun itu baru-baru ini mengemas dua gol saat Barcelona berhasil meraih kemenangan dengan skor 5-1 saat melawan Real Mallorca. Dua gol itu membuat sang pemain sudah mengemas 16 gol dan 10 assist bagi Barcelona di musim ini. Meski punya catatan yang luar biasa apik, Raphinha tidak mau berpuas diri. Ia bertekad untuk tampil lebih baik bagi Barcelona. Dalam wawancaranya seusai laga, Raphinha menegaskan bahwa ia tidak mau berpuas diri dengan penampilannya. Ia bertekad untuk mencetak lebih banyak gol dan assist bagi Las Azulgrana di sisa musim 2024/2025 ini. “Saat ini saya berada dalam performa terbaik dalam karir saya, dan saya tidak mau berhenti. Saya ingin memberikan yang lebih banyak untuk Barca,” ungkap Raphinha. Raphinha menyebut bahwa ia sangat mencintai Barcelona. Klub asal Catalunya itu merupakan klub yang spesial bagi dirinya sehingga ia siap memberikan segalanya untuk membawa Barcelona kembali berjaya. “Saya sangat mencintai klub ini. Anda bisa melihat ketika saya mencium lambang klub ini, itu menunjukkan perasaan saya pada klub ini,” ia menandaskan. Hansi Flick berharap Raphinha kembali menunjukkan performa yang oke di akhir pekan ini. Barcelona dijadwalkan akan melakoni laga tandang ke markas Real Betis pada hari Sabtu (7/12/2024).

Raphinha Ungkap Komitmennya Buat Barcelona Read More »

Performa Lukaku Dinilai Tidak Seganas Dulu Lagi, Conte Tak Puas

Berita Bola – Eks pemain Juventus Alessandro Matri menilai Romelu Lukaku tak seganas ketika masih di Inter Milan. Antonio Conte pun diyakini tak puas dengan performa Lukaku. Setelah merekrut Conte pada musim panas ini, Napoli menggaet Lukaku dari Chelsea senilai 30 juta euro. Bomber internasional Belgia itu tajam di bawah asuhan Conte ketika masih bekerja sama di Inter Milan. Sebanyak 64 gol diceploskan Lukaku dalam 95 pertandingan, untuk menginspirasi sukses Nerazzurri meraih Scudetto 2020/21, gelar juara Serie A pertama klub dalam 11 musim. Inter juga memenangi Coppa Italia dan Piala Super Italia di musim berikutnya. Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri performa Romelu Lukaku menurun setelahnya. Lukaku mencetak total 50 gol dalam tiga musim digabungkan untuk Chelsea, Inter, dan AS Roma. Sekalipun kini ditangani Antonio Conte lagi, Lukaku belum tokcer usai baru menyumbang lima gol saja dalam 12 pertandingan Partenopei di liga. Pada prosesnya, mantan penyerang Manchester United ini belum pernah bermain penuh untuk Napoli di sepanjang musim ini. Yang terakhir, Lukaku diganti dalam kemenangan tipis 1-0 di markas Torino pada hari Minggu (1/12). Matri pernah diasuh Conte selama tiga musim di Juventus, dengan memenangi dua medali juara liga. Menurut Matri, Romelu Lukaku masih belum memenuhi ekspektasi pelatihnya itu. “Filosofi Conte itu sudah pasti yang paling sukses karena dia juara. Saya cukup beruntung pernah memiliki dia sebagai pelatih, jadi saya tahu apa yang dia tularkan kepada sebuah tim,” ungkap Matri dalam program Serie A Show di DAZN. “Lukaku? Saya tidak yakin dengan pembelian dia, karena meskipun dia cocok dengan karakteristik permainan Conte, tapi saya kira Conte sendiri melihat si pemain pada musim lalu.” “Saya memang sangat menyukai Lukaku, tapi saya harus bilang bahwa dalam dua tahun terakhir ini saya tidak menyukai dia, dia bukan lagi Lukaku yang kita lihat di Inter, dan melihat Conte menggantikan dia pada menit ke-65 itu sebuah sinyal bahwa dia juga sangat tidak puas,” Matri menyimpulkan.

Performa Lukaku Dinilai Tidak Seganas Dulu Lagi, Conte Tak Puas Read More »

Ruud van Nistelrooy Mengaku Sedih Dan Kecewa Dipaksa Pergi Dari MU

Berita Bola – Ruud van Nistelrooy harus meninggalkan Manchester United usai kedatangan Ruben Amorim. Pria Belanda itu mengaku sedih dan kecewa. Nistelrooy awalnya datang ke MU sebagai asisten Erik ten Hag. Usai bosnya dipecat, Nistelrooy sempat dipercaya menjadi manajer interim Setan Merah. Empat laga ia pimpin, dan MU bisa terhindar dari kekalahan (tiga kali menang dan sekali imbang). Manajemen kemudian malah menunjuk Amorim, dan Nistelrooy harus tersingkir dari kursi kepelatihannya. Eks striker MU itu mengaku awalnya sedih dan kecewa disingkirkan bekas klubnya. Belakangan, Nistelrooy mengaku paham dengan keputusan Amorim tidak menyertakannya. “Saat saya mengambil alih pekerjaan interim, yang saya katakan adalah saya di sini untuk membantu United dan akan tetap membantu United. Saya bersungguh-sungguh. Jadi saya sangat kecewa, dan rasanya menyakitkan saya harus pergi,’ kata Ruud van Nistelrooy, dilansir Daily Mail. “Satu-satunya pekerjaan yang ingin saya ambil sebagai asisten manajer ya di United. Itu karena ikatan yang saya miliki dengan orang-orang di klub, dan para penggemar.” “Pada akhirnya saya memikirkannya karena saya juga memahami manajer baru itu. Saya sendiri seorang manajer. Anda dapat memikirkan suatu situasi, saya berada di sana… Saya mengerti.” “Saya bicara dengan Ruben tentang hal itu, cukup adil baginya. Saya bersyukur atas percakapan ini, dari orang ke orang, manajer ke manajer. Hal ini banyak membantu saya untuk terus maju dan langsung berdiskusi tentang kemungkinan-kemungkinan baru yang tentu saja membangkitkan semangat saya,” terangnya. Kini, Nistelrooy resmi menjadi manajer Leicester City. Ia akan meneruskan pekerjaan Steve Cooper, yang baru saja dipecat. Tugas berat menanti Ruud van Nistelrooy di Leicester. Sebab, The Foxes sementara berada di papan bawah usai serangkaian hasil buruk.

Ruud van Nistelrooy Mengaku Sedih Dan Kecewa Dipaksa Pergi Dari MU Read More »

Rekor Buruk 16 Tahun Lalu Berulang, Manchester City Kembali Menjadi ‘Tim Gurem’

Berita Bola – Kekalahan 0-2 dari Liverpool membuat Manchester City menelan empat kekalahan beruntun di Premier League musim ini, mengulang rekor buruk 16 tahun lalu. The Citizens belum jadi tim mapan saat itu, dan para pemain saat ini juga masih bau kencur. Dua gol dari Cody Gakpo dan Mohamed Salah di Anfield pada Minggu (1/12/2024) kemarin memberikan kekalahan keenam dari tujuh laga terakhir yang dijalani City. Bau kemenangan tak lagi tercium sejak menundukkan Southampton pada 26 Oktober lalu. Kekalahan tersebut juga menjadi yang keempat secara beruntun bagi City di Premier League. Manajer Pep Guardiola juga baru pertama kali merasakan hal semacam ini dalam kariernya. Selama ini, ia terkenal hanya melatih tim-tim kuat seperti Barcelona, Bayern Munich, dan kini City. Berbagai trofi rutin diraih. Dengan kualitas tim yang ia miliki, sulit mengira hal ini bisa terjadi padanya. Hasil di atas membuat City mengulang catatan buruk pada 2008 silam. Bedanya, rentetan kekalahan saat itu terbagi dalam dua periode. Kondisi tim juga tak seperti sekarang. Tiga kekalahan pertama terjadi di pekan 36-38 musim 2007-08, ketika masih dilatih Sven-Goran Eriksson. Sedangkan kekalahan keempat dialami di pekan perdana musim 2008-09 bersama Mark Hughes. City juga masih dimiliki Thaksin Shinawatra. Mereka pun hanya finis ke-9 dan 10 di dua musim tersebut. Mayoritas para pemain City saat ini belum memulai karier profesional pada tahun tersebut. Hanya Kevin De Bruyne, Kyle Walker, Ilkay Guendogan, dan kiper Scott Carson yang sudah tampil di level senior, dan hanya Carson yang sudah merumput di Premier League. Sementara yang lain masih remaja, bahkan ada yang baru berusia sekolah dasar seperti Erling Haaland (8 tahun) dan Josko Gvardiol (6 tahun). Guardiola juga baru ditunjuk menjadi pelatih baru Barcelona menggantikan Frank Rijkaard.

Rekor Buruk 16 Tahun Lalu Berulang, Manchester City Kembali Menjadi ‘Tim Gurem’ Read More »

Setelah Dipecat MU, Erik Ten Hag Akan Melatih Tim Asal Jerman Ini

Berita Bola – Mantan manajer Manchester United Erik Ten Hag berpeluang kembali melatih dalam waktu dekat. Pria asal Belanda itu dikabarkan menjadi salah satu kandidat untuk menggantikan Marco Rose di RB Leipzig. Leipzig menghadapi tekanan berat setelah kekalahan telak 1-5 dari Wolfsburg di lanjutan Bundesliga 2024/2025, Sabtu (1/12/2024). Kekalahan ini memperburuk situasi mereka, dengan hanya satu kemenangan dalam lima laga terakhir liga. Saat ini, Leipzig berada di posisi keempat klasemen sementara Bundelisga dengan koleksi 21 poin. Namun, inkonsistensi permainan membuat posisi pelatih Marco Rose semakin terancam. Pihak klub dilaporkan mulai mempertimbangkan perubahan di kursi kepelatihan. Langkah ini diharapkan mampu mengembalikan stabilitas dan meningkatkan performa tim. Rose tengah menghadapi tekanan besar di Red Bull Arena. Jika manajemen Die Roten Bullen memutuskan melakukan pergantian pelatih, ada beberapa nama yang menjadi pertimbangan. Menurut informasi Sky, salah satu nama yang mencuat sebagai calon pengganti Rose adalah Ten Hag. Pria asal Belanda itu saat ini tanpa klub setelah dipecat Manchester United. Ten Hag gagal mengangkat performa Manchester United pada musim ini. Meski berhasil mempersembahkan dua trofi, Ten Hag harus angkat kaki lebih cepat dari Old Trafford. Roger Schmidt merupakan kandidat lainnya untuk menggantikan Marco Rose di Leipzig. Pelatih asal Jerman itu punya pengalaman yang cukup panjang sebagai juru taktik. Namun, Schmidt dikabarkan belum siap mengambil alih klub baru setelah dipecat Benfica pada Agustus lalu. Ia tidak ingin mengambil tantangan baru sebelum musim panas. Mantan pelatih Leverkusen itu sedang dalam tahap akhir pemutusan kontrak dengan Benfica yang berdurasi hingga 2026. Di Portugal dia baru-baru ini mendapat penghasilan kotor sekitar 12 juta euro.

Setelah Dipecat MU, Erik Ten Hag Akan Melatih Tim Asal Jerman Ini Read More »