Komunitas Agen Bola, SBOBET, IBCBET, Prediksi Pasaran Bola & Casino Online Terbesar

betarena

Bukan Badai Cedera, Masalah Arsenal yang Sebenarnya Baru Bakal Datang Usai Jeda Internasional

Berita Bola – Wayne Rooney percaya Mikel Arteta bisa menghadapi ‘masalah’ baru. Ironisnya, masalah ini datang justru saat skuad Arsenal kembali lengkap. Arsenal saat ini memang sedang dilanda badai cedera parah. Nama-nama kunci seperti Odegaard, Jesus, hingga Gyokeres harus menepi. Meski begitu, mereka tetap tak terkalahkan dalam 14 laga. Rekrutan musim panas yang impresif membuat mereka lebih siap menghadapi krisis. Namun, Rooney melihat dari sudut pandang berbeda. Kembalinya para bintang bisa menjadi bumerang di ruang ganti. Rooney secara spesifik menyoroti bahaya memiliki skuad yang terlalu gemuk. Ia khawatir ini bisa memicu masalah di ruang ganti. Legenda Manchester United itu membandingkannya dengan situasi Liverpool. Terlalu banyak pemain berkualitas yang duduk di bangku cadangan bisa merusak harmoni. “Itu bisa menimbulkan masalah, mirip dengan Liverpool ketika mereka merekrut terlalu banyak pemain dan Anda memiliki pemain yang tersisa di bangku cadangan yang biasanya akan bermain,” kata Rooney di The Overlap Fan Debate. “Itu juga dapat menyebabkan masalah di ruang ganti,” sambungnya. Rooney bahkan melontarkan pandangan yang lebih unik. Ia merasa krisis cedera terkadang bisa ‘menyegarkan’ bagi seorang manajer. Baginya, memiliki semua pemain bintang dalam kondisi fit tidak selalu menjadi hal yang baik. Ini justru menambah kerumitan dalam manajemen tim. “Saya tidak berpikir itu selalu hal yang baik untuk memiliki semua orang (fit),” ujar Rooney. “Jika Anda memiliki skuad yang begitu bagus, sebenarnya terkadang mungkin cukup menyegarkan bagi manajer untuk membiarkan mereka (pemain cedera) absen,” jelasnya. Selain soal skuad, Rooney juga mendinginkan euforia Arsenal. Ia menegaskan terlalu dini menyebut Arsenal sebagai calon kuat juara. Menurutnya, musim baru berjalan 11 pertandingan. Tekanan mental yang sesungguhnya baru akan datang setelah bulan Januari. “Kita baru menjalani 11 pertandingan di musim Premier League; jalan masih panjang,” tambahnya. “Ketika Anda mulai memasuki bulan Januari dan liga sudah mulai terbentuk… saat itulah Arsenal bisa sedikit gugup,” tutur Rooney. Pandangan kontras justru datang dari Mikel Arteta. Sang manajer sangat menantikan jeda internasional untuk melakukan ‘reset’. Arteta tidak sabar menyambut kembali para pemainnya yang cedera. Ia ingin skuadnya kembali sehat dan bugar untuk tantangan berikutnya. “Sekarang kami mengatur ulang dengan jeda internasional, mendapatkan pemain kembali dengan baik dan sehat,” kata pelatih asal Spanyol itu. “Mereka yang tidak sehat memastikan bahwa mereka sehat, dan kami lanjut lagi,” pungkas Arteta.

Bukan Badai Cedera, Masalah Arsenal yang Sebenarnya Baru Bakal Datang Usai Jeda Internasional Read More »

Paul Scholes: Arsenal Memang Di Puncak Klasemen Liga Inggris, Tapi yang Bakal Juara Manchester City

Berita Bola – Paul Scholes tidak menganggap Arsenal sebagai favorit juara Premier League. Ia justru masih menjagokan Manchester City. Pernyataan ini muncul meski Arsenal kini memimpin klasemen. Pasukan Mikel Arteta unggul empat poin dari Manchester City. Arsenal baru saja ditahan imbang 2-2 oleh Sunderland. Sementara City sukses menipiskan jarak usai menang 3-0 atas Liverpool. Bagi Scholes, ada satu alasan krusial di balik prediksinya. Faktor itu adalah pengalaman yang dimiliki Man City. Scholes mengakui keunggulan Arsenal saat ini. Mereka memimpin klasemen dengan selisih empat poin yang cukup nyaman. Namun, itu tidak mengubah pandangan sang legenda. Ia merasa Man City tetap berada di posisi terdepan karena mentalitas juara mereka. “Saya pikir Man City sedikit masih favorit di depan Arsenal, karena apa yang telah mereka lakukan,” kata Scholes di podcast The Good, The Bad & The Football. “Saya tahu Arsenal unggul empat poin, tetapi dengan pengalaman yang mereka miliki dan Arsenal tidak. Anda harus menempatkan mereka sedikit di depan mereka,” sambungnya. Secara terbuka, Scholes mengaku awalnya tidak terlalu terkesan dengan City musim ini. Performa mereka dinilai belum di level seharusnya. Akan tetapi, laga melawan Liverpool mengubah segalanya. Kemenangan telak 3-0 itu menjadi sinyal bahaya bagi para rival. “Saya tidak terlalu terkesan dengan City, tetapi kemarin , saya pikir untuk pertama kalinya mereka akan menjadi penantang gelar juara,” ujar Scholes. “Sebelum kemarin, saya pikir mereka masih punya sedikit peluang . Tapi Anda lihat kemarin, cara mereka dikalahkan,” tambahnya. Jika Scholes masih ragu, Robbie Fowler punya pandangan lebih tegas. Ia bahkan sudah mencoret Liverpool dari bursa juara. Kekalahan di Etihad membuat Liverpool tertinggal delapan poin. Bagi Fowler, sebagai seorang realis, sejarah membuktikan itu sulit. “Saya lebih realis dalam hal sepak bola,” kata Fowler. “Anda juga harus memiliki sedikit realisme karena sejarah memberi tahu Anda hanya ada beberapa tim yang memenangkan Premier League setelah enam atau tujuh kekalahan,” jelasnya. Fowler juga menepis anggapan bahwa Liverpool sudah keluar dari tren buruk. Ia merasa performa The Reds belum stabil. Kemenangan atas Real Madrid dan Aston Villa dinilai belum cukup. Ia menyoroti laga kontra Villa sebagai buktinya. “Akan sulit bagi Liverpool. Jika Liverpool ingin memenangkan liga sekarang, mereka harus memenangkan hampir setiap pertandingan. Mereka bahkan tidak bisa seri, mereka harus memenangkannya,” tegas Fowler. “Saya ditanya kemarin apakah Liverpool sudah keluar dari keterpurukan mereka dan saya bilang, ‘jangan terbawa suasana’. Mereka mengalahkan Aston Villa, selama 45 menit Liverpool tidak hebat, lalu mereka mengalahkan Real Madrid, jadi itu hanya 45 menit dalam pertandingan liga di mana mereka terlihat relatif baik,” tutupnya.

Paul Scholes: Arsenal Memang Di Puncak Klasemen Liga Inggris, Tapi yang Bakal Juara Manchester City Read More »

Wenger Peringatkan Arteta: Jangan Biarkan AI Mengambil Alih Arsenal

Berita Bola – Arsene Wenger mengirim peringatan kepada Mikel Arteta soal penggunaan AI. Pelatih legendaris Arsenal tersebut khawatir mantan kaptennya itu menjadi terlalu bergantung pada alat tersebut. Peringatan ini muncul saat Arsenal sedang kokoh di puncak klasemen Premier League. Mereka unggul empat poin dari Manchester City jelang jeda internasional. Laju 14 laga tak terkalahkan Arsenal dibangun di atas pertahanan yang solid. Mereka sempat mencatat delapan laga beruntun tanpa kebobolan sebelum ditahan Sunderland. Diskusi ini memanas setelah Arteta mengonfirmasi pemakaian AI. Ia mengaku memakainya sebagai bagian dari persiapan pertandingan yang terkenal sangat teliti. Mikel Arteta membuat kehebohan sebelum laga melawan Sunderland. Ia mengakui secara terbuka telah berkonsultasi dengan kecerdasan buatan (AI). Ia menyebut teknologi ini sebagai alat yang sangat kuat jika dipakai dengan benar. “Ini adalah alat yang sangat kuat jika Anda menggunakannya dengan cara yang benar dan Anda mengajukan pertanyaan yang tepat,” kata Mikel Arteta. Menurutnya, AI sudah digunakan untuk membantu tim dan organisasi. “Ini sudah digunakan untuk banyak hal dan banyak proses yang dapat membantu tidak hanya tim tetapi juga organisasi,” sambungnya. Arteta melihat AI sebagai alat bantu yang berharga. Teknologi ini dinilai bisa memberikan wawasan baru bagi tim pelatih. “Itu akan meningkat dan akan memberi kami wawasan yang baik, atau setidaknya hal-hal untuk dipikirkan. Saya bukan ahlinya tapi ini alat yang berharga,” ujar Arteta. Ia yakin AI akan terus berkembang dan membantu tim mengevaluasi diri. “Kami telah mengembangkan hal-hal tertentu yang menurut kami dapat membantu kami memahami diri sendiri dengan lebih baik dan mengevaluasi apa yang kami lakukan dan apa yang dapat kami tingkatkan,” jelasnya. Arsene Wenger pun angkat bicara mengenai fenomena ini. Ia tidak sepenuhnya menolak penggunaan teknologi AI dalam kepelatihan. Wenger mengakui AI punya kualitas fantastis. “Itu bisa membantu membuat keputusan yang lebih baik,” kata Arsene Wenger. Kemampuannya memproses jutaan situasi berbeda dalam sekejap bisa membantu pelatih. “AI memiliki kualitas yang fantastis, ia dapat menyerap jutaan situasi berbeda dan memberi Anda jawaban dalam satu detik atau sepersekian detik,” ucapnya. Namun, Wenger memberi peringatan keras di balik pujiannya. Ia menekankan pentingnya peran manusia sebagai pengambil keputusan akhir. Menurutnya, intuisi dan kepribadian pelatih harus tetap dominan. “AI bisa mengatakan sesuatu dan kepribadian seorang pelatih bisa mengatakan itu salah,” tegas Wenger. Bahaya akan muncul jika sains atau data mendominasi keputusan. “Selama manusia tetap memegang kendali, otoritas, dan kekuatan untuk mengambil keputusan, Anda dapat menggunakan alat ilmiah apa pun. Tapi yang terjadi dan yang berbahaya adalah jika sains mendominasi keputusan,” tutupnya.

Wenger Peringatkan Arteta: Jangan Biarkan AI Mengambil Alih Arsenal Read More »

Meski Sudah Dipecat Sejak Maret 2025, Thiago Motta Masih Terima Gaji Dari Juventus

Berita Bola – Thiago Motta mungkin sudah tidak lagi berada di kursi pelatih Juventus, tetapi mantan gelandang timnas Italia itu ternyata masih menerima gaji dari klub asal Turin tersebut. Padahal, Motta sudah dipecat sejak Maret 2025 lalu setelah gagal membawa Bianconeri tampil konsisten di Serie A. Pelatih berusia 43 tahun itu sejatinya dipercaya memimpin proyek besar Juventus pada awal musim 2024/2025. Ia datang dengan reputasi cemerlang setelah membawa Bologna tampil mengesankan selama dua musim beruntun. Namun, hasil di lapangan tak seindah ekspektasi. Juventus tampil inkonsisten, dan akhirnya Motta harus angkat kaki sebelum musim berakhir. Menariknya, meski sudah tidak lagi melatih, Motta masih menjadi ‘beban finansial’ bagi Juventus. Ia tetap menerima bayaran hingga 2027 selama belum menandatangani kontrak dengan klub baru. Menurut laporan Ilbianconero.com, Thiago Motta masih terikat kontrak resmi dengan Juventus hingga Juni 2027. Kontrak itu bernilai sekitar €16 juta atau setara dengan Rp282 miliar jika dikonversi ke rupiah. Artinya, selama ia belum bekerja di klub lain, Juventus harus terus membayar gajinya sesuai kesepakatan kontrak. Keadaan ini membuat Juventus menghadapi situasi yang cukup unik, mengingat Motta sebenarnya sudah tidak lagi terlibat dalam proyek olahraga klub. Namun, secara hukum, kontraknya tetap sah hingga sang pelatih menandatangani kesepakatan baru bersama tim lain. Meski sudah tidak bekerja sejak Maret, Motta rupanya belum terburu-buru kembali ke dunia kepelatihan. Menurut laporan Foot Mercato, dua tim nasional, yakni Yunani dan Serbia, telah mencoba mendekatinya untuk posisi pelatih kepala. Namun, laporan itu juga menyebutkan bahwa Motta menolak tawaran dari kedua tim tersebut. Ia disebut lebih memilih menunggu tawaran dari klub, dengan harapan bisa melanjutkan karier di level kompetisi yang sesuai dengan ambisinya. Sebelumnya, Motta juga sempat dikaitkan dengan Atalanta, sebelum klub tersebut memilih Raffaele Palladino sebagai pelatih baru menggantikan Ivan Juric.

Meski Sudah Dipecat Sejak Maret 2025, Thiago Motta Masih Terima Gaji Dari Juventus Read More »

Dari Diragukan Jadi Andalan: Kebangkitan Eric Garcia di Era Hansi Flick

Berita Bola – Di musim yang penuh cedera dan situasi tak menentu, Barcelona menemukan sosok yang tidak disangka-sangka menjadi penopang pertahanan mereka: Eric Garcia. Bek berusia 24 tahun ini bangkit dari masa penuh keraguan dan kini berubah menjadi pemain kunci di bawah pelatih Hansi Flick. Garcia tampil memakai masker pelindung akibat patah hidung, namun justru tampil semakin kuat. Setelah sempat diragukan masa depannya dan dipinjamkan ke Girona musim lalu, ia kembali ke Barcelona dengan mental yang jauh lebih matang. Tanpa banyak bicara, ia terus bekerja keras dan menunjukkan kualitasnya di setiap kesempatan. Musim ini, Garcia sudah tampil di 16 laga Barcelona, 13 di antaranya sebagai starter. Catatan tersebut menunjukkan betapa besar kepercayaan Flick terhadap dirinya. Bahkan saat Barcelona tampil kurang meyakinkan di laga melawan Celta Vigo, Garcia tetap tampil solid meski baru beberapa hari sebelumnya mengalami cedera wajah. Flick juga berkali-kali mengandalkannya untuk mengisi berbagai posisi. Ketika Jules Kounde cedera, Garcia ditempatkan sebagai bek kanan dan tampil sangat baik. Ia mencatat 81 umpan sukses—38 di antaranya di sepertiga akhir lapangan—dan menunjukkan ketenangan dalam menguasai bola serta kecerdasannya membaca permainan. Tidak hanya di La Liga, ia juga menjadi pilihan penting di Liga Champions. Kontribusi Garcia bukan hanya soal fleksibilitas. Sikap tenang, kerja keras, dan kedisiplinannya membuatnya menjadi sosok pemimpin baru di lini belakang. Masker yang ia kenakan bahkan seolah menjadi simbol ketangguhan dirinya di tengah tekanan dan kondisi tim yang tidak stabil. Ketika pemain lain mengalami inkonsistensi, Garcia justru tampil paling konsisten. Performa solidnya membuat Barcelona bergerak untuk memperpanjang kontraknya yang akan segera habis. Minat dari klub luar, termasuk PSG, mulai muncul, namun Flick tegas menyatakan bahwa Garcia tidak dijual. Kebangkitan Garcia adalah salah satu cerita paling menarik Barcelona musim ini. Dari pemain yang sempat diragukan, ia kini berubah menjadi pilar penting yang menjaga stabilitas tim. Dengan dedikasi dan keberaniannya, Eric Garcia layak disebut sebagai “prajurit” Hansi Flick, sosok yang berdiri tegak, bekerja keras, dan memberi ketenangan bagi Blaugrana di saat-saat sulit.

Dari Diragukan Jadi Andalan: Kebangkitan Eric Garcia di Era Hansi Flick Read More »

Rodrygo Terpinggirkan, Ruang Ganti Real Madrid Mulai Tak Kondusif?

Berita Bola – Ruang ganti Real Madrid kabarnya mulai bergejolak. Sejumlah laporan mengatakan bahwa tidak semua pemain mampu beradaptasi dengan gaya kepelatihan Xabi Alonso yang tegas dan intens. Pelatih asal Spanyol itu dikenal dengan pendekatan disiplin dan struktur yang kuat—sesuatu yang kini mulai mengubah dinamika internal tim. Perubahan tersebut rupanya tidak diterima dengan baik oleh beberapa pemain kunci Los Blancos. Di antara yang paling terdampak adalah Rodrygo, penyerang asal Brasil yang dulu memiliki posisi hampir tak tergantikan di bawah pelatih sebelumnya. Akan tetapi, sejak kedatangan Alonso, perannya di tim utama semakin kabur. Rodrygo kini lebih sering memulai laga dari bangku cadangan, bahkan terkadang dimainkan di posisi yang tidak sesuai dengan karakter bermainnya. Kondisi ini dilaporkan membuat sang pemain frustrasi, tapi ia tetap mendapatkan panggilan untuk memperkuat Timnas Brasil dalam jeda internasional kali ini. Situasi panas di Madrid justru makin mencuri perhatian saat para pemainnya berkumpul di pemusatan latihan Brasil di London. Dalam video yang beredar luas di media sosial, terlihat momen ketika Eder Militao datang dan menyalami rekan-rekannya dengan hangat—kecuali Rodrygo. Dalam cuplikan singkat itu, Rodrygo tampak hanya memberikan jabat tangan setengah hati, bahkan nyaris tanpa kontak mata, sebelum berbalik menjauh. Gestur tersebut mungkin sepele, tetapi cukup untuk memicu gelombang spekulasi tentang adanya keretakan hubungan, bukan hanya antara kedua pemain, melainkan juga di dalam kelompok pemain Real Madrid asal Brasil. Rekaman tersebut cepat menyebar dan menjadi bahan diskusi di kalangan pendukung. Banyak yang menilai bahwa insiden kecil itu menambah bukti tentang atmosfer rapuh di ruang ganti Real Madrid di bawah kepemimpinan Alonso. Beberapa pihak bahkan menilai bahwa gaya manajemen sang pelatih—yang menekankan hierarki dan kedisiplinan ketat—bisa saja menjadi sumber dari ketegangan tersebut. Sebagian pihak menilai bahwa insiden itu mungkin saja dibesar-besarkan. Bagaimanapun juga, keduanya berinteraksi setiap hari, dan gestur dingin itu bisa saja tidak lebih dari momen sesaat yang kebetulan terekam kamera. Apakah ini pertanda bahwa ruang ganti Real Madrid benar-benar sedang retak, atau hanya drama kecil di tengah perhatian pada klub sebesar Los Blancos? Waktu yang akan menjawab. Namun, satu hal pasti—di Santiago Bernabeu, setiap gestur kecil bisa menjadi awal dari cerita besar.

Rodrygo Terpinggirkan, Ruang Ganti Real Madrid Mulai Tak Kondusif? Read More »