Komunitas Agen Bola, SBOBET, IBCBET, Prediksi Pasaran Bola & Casino Online Terbesar

betarena

Pulisic Kelelahan, Apakah Rabiot Akan Jalani Debutnya Bersama AC Milan Saat Bertemu Bologna?

Berita Bola – AC Milan tengah dipusingkan dengan kondisi skuad jelang laga lanjutan Serie A kontra Bologna. Nama bintang asal Amerika Serikat, Christian Pulisic, diragukan bisa tampil akhir pekan ini. Kondisi tersebut bisa menjadi berkah terselubung bagi rekrutan anyar, Adrien Rabiot. Gelandang asal Prancis itu berpeluang besar melakoni debutnya lebih cepat dari perkiraan. Situasi ini memaksa pelatih Massimiliano Allegri untuk memutar otak lebih keras. Sebab, beberapa pemain pilar lain juga dilaporkan belum berada dalam kondisi seratus persen fit. Menariknya, laga kontra Bologna juga berpotensi menyajikan reuni panas antara Rabiot dengan mantan rekan setimnya. Sebuah debut yang bisa langsung diwarnai drama tersendiri di atas lapangan. Rossoneri dijadwalkan akan menjamu Bologna di San Siro pada Minggu malam. Pertandingan ini menjadi laga perdana mereka setelah jeda kompetisi akibat agenda internasional. Namun, kondisi fisik Christian Pulisic menjadi perhatian utama tim pelatih. Ia baru saja kembali dari perjalanan jauh usai membela negaranya dalam laga persahabatan di Ohio. Selain Pulisic, Allegri juga masih dipusingkan dengan cederanya rekrutan musim panas, Ardon Jashari. Kondisi penyerang sayap andalan, Rafael Leao, dilaporkan masih dalam tanda tanya besar. Jika Pulisic benar-benar harus menepi, Massimiliano Allegri tampaknya sudah memiliki solusi di tangannya. Nama Adrien Rabiot pun mengemuka sebagai calon kuat untuk melakoni debut. Menurut laporan dari Sky Sport Italia, Rabiot akan langsung diplot untuk mengisi satu posisi di lini tengah. Hal ini kemungkinan akan memicu pergeseran posisi untuk pemain lainnya di lapangan. Sebagai konsekuensinya, Ruben Loftus-Cheek bisa jadi akan didorong untuk bermain lebih ke depan. Ia diproyeksikan menempati salah satu pos penyerang untuk mendampingi Santiago Gimenez. Debut Adrien Rabiot bersama Milan berpotensi diwarnai sebuah drama yang sangat menarik. Ia bisa langsung berhadapan dengan Jonathan Rowe, mantan rekan setimnya di Marseille yang kini membela Bologna. Hubungan kedua pemain ini diketahui tidak lagi harmonis setelah terlibat dalam sebuah perkelahian serius. Insiden tersebut terjadi setelah pertandingan pertama mereka di Ligue 1 musim ini. Direktur olahraga Marseille saat itu bahkan menggambarkan insiden tersebut sebagai ‘kekacauan total’. Petugas keamanan stadion sampai harus turun tangan untuk memisahkan kedua pemain.

Pulisic Kelelahan, Apakah Rabiot Akan Jalani Debutnya Bersama AC Milan Saat Bertemu Bologna? Read More »

Sanggupkah Duet Soule Dan Dybala Bersinar Di Lini Serang AS Roma Bersama Di Tangan Gasperini?

Berita Bola – Mampukah duet Matias Soule dan Paulo Dybala bersinar bersama di lini serang AS Roma? Pertanyaan besar ini terus menggantung di benak para Romanisti sejak awal musim. Soule didatangkan dari Juventus dengan mahar yang tidak sedikit dan ekspektasi yang membumbung tinggi. Namun, menyatukan dua talenta Argentina ini dalam satu skema permainan ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Tantangan terbesar kini berada di pundak pelatih kepala, Gian Piero Gasperini. Ia dituntut menemukan formula taktis yang tepat untuk memaksimalkan potensi keduanya secara bersamaan. Di tengah keraguan yang ada, Soule akhirnya angkat bicara mengenai dinamika hubungannya dengan Dybala di lapangan. Jawabannya memberi sedikit pencerahan sekaligus menyimpan rasa penasaran bagi para penggemar Giallorossi. Kedatangan Matias Soule ke Olimpico diharapkan mampu menambah daya gedor AS Roma secara signifikan. Namun, menduetkannya dengan Paulo Dybala menjadi sebuah pekerjaan rumah yang rumit bagi pelatih. Statistik musim lalu menjadi bukti nyata akan sulitnya kedua pemain ini berbagi panggung. Keduanya sangat jarang mendapatkan kesempatan untuk tampil sebagai starter di waktu yang bersamaan. Contohnya, saat Dybala menjadi langganan starter dalam periode panjang, Soule justru lebih akrab dengan bangku cadangan. Menit bermain yang didapatkannya pun terbilang sangat terbatas untuk menunjukkan kualitasnya. Sebaliknya, giliran Soule yang mendapatkan kepercayaan penuh untuk tampil sejak menit awal dalam rentang waktu yang berbeda. Dalam periode tersebut, Dybala justru lebih banyak menepi dan hanya satu kali tercatat bermain bersama Soule sebagai starter. Jeda internasional baru-baru ini tampaknya dimanfaatkan sebagai momen krusial untuk mencari solusi. Soule dan Dybala dilaporkan bekerja keras bersama untuk membangun pemahaman yang lebih baik. Momen ini menjadi kesempatan emas bagi keduanya untuk menyatukan visi dan pergerakan di lapangan latihan. Mereka berlatih bersama di bawah pengawasan langsung Gian Piero Gasperini dan stafnya. Soule sendiri mengonfirmasi adanya sesi latihan bersama yang intensif tersebut. Hal itu diungkapkannya secara langsung dalam sebuah acara yang digelar di kota Roma. Meski demikian, hasil dari kerja keras mereka di sesi latihan masih menjadi misteri yang akan terungkap di pertandingan. Keputusan akhir untuk memainkan mereka bersama atau tidak tetap berada di tangan sang allenatore. Ketika didesak pertanyaan mengenai peluangnya berduet dengan Dybala sejak menit awal, Soule memberikan jawaban yang jujur. Ia mengaku tidak tahu pasti mengenai keputusan yang akan diambil pelatih. “Saya tidak tahu. Jelas kami melakukan banyak pekerjaan selama jeda pekan ini,”. “Kami berlatih bersama, tapi saya tidak tahu berapa menit yang akan diberikan kepada kami sejak awal,” ujar Soule. Akan tetapi, ia menekankan pentingnya bagi tim untuk menjaga momentum positif yang telah dibangun. “Tapi ya, kami harus memulai seperti yang kami selesaikan di dua pertandingan terakhir. Sangat penting untuk terus seperti ini,” tegasnya.

Sanggupkah Duet Soule Dan Dybala Bersinar Di Lini Serang AS Roma Bersama Di Tangan Gasperini? Read More »

Inilah Alasan Kenapa MU Lebih Pilih Beli Senne Lammens Ketimbang Emiliano Martinez

Berita Bola – Manajer Manchester United, Ruben Amorim, buka suara terkait keputusannya merekrut Senne Lammens di musim panas ini. Ia menyebut bahwa ada alasan khusus mengapa kiper berusia 22 tahun itu direkrut MU dan bukannya Emiliano Martinez. Jelang penutupan bursa transfer kemarin, MU dikaitkan dengan dua kiper. Setan Merah disebut tertarik mendatangkan Emiliano Martinez dari Aston Villa dan Senne Lammens dari Royal Antwerp. Pada akhirnya, MU memutuskan untuk memboyong Lammens dari Belgia. Keputusan itu menimbulkan pro dan kontra, mengingat Martinez lebih teruji dibandingkan Lammens. Ketika ditanya alasan mengapa MU lebih memilih Lammens ketimbang Martinez, ini kata Amorim. “Kami sangat senang dengan perekrutannya (Lammens) karena dia adalah kiper yang punya potensi besar,” ujar Amorim dalam konferensi persnya. Dalam penjelasannya, Amorim menyebut bahwa faktor usia menjadi salah satu pertimbangan MU merekrut Lammens ketimbang Martinez di musim panas ini. Ia menyebut sang kiper masih berusia 22 tahun dan berpotensi untuk menjadi palang pintu Setan Merah hingga bertahun-tahun mendatang. “Saya tahu bahwa kami saat ini membutuhkan kiper yang kuat dan juga kaya pengalaman. Namun di sisi lain, kami juga harus memperhatikan aspek masa kini dan juga fokus untuk masa depan,” sambung Amorim. Lebih lanjut, Amorim juga menyebut bahwa Lammens memiliki segala yang dibutuhkan untuk menjadi kiper Manchester United, baik untuk masa kini maupun masa depan. Ia yakin Lammens akan menunjukkan performa yang ciamik bersama MU dan bisa menjadi pembeda bagi Setan Merah. “Dia (Lammens) adalah masa kini dan masa depan klub ini. Dia pemain dengan potensi yang besar dan ia juga akan siap untuk menjadi kiper kami,” pungkasnya. Debut Lammens sebagai kiper Manchester United dipastikan akan tertunda. Ruben Amorim mengonfirmasi Altay Bayindir akan menjadi kiper utama MU saat mereka berhadapan dengan Manchester City di akhir pekan nanti.

Inilah Alasan Kenapa MU Lebih Pilih Beli Senne Lammens Ketimbang Emiliano Martinez Read More »

Diasingkan Dari Tim Utama, Tapi Chelsea Malah Memasukkan 3 Pemain Ini Ke Skuad Premier League

Berita Bola – Sebuah kejutan datang dari daftar skuad Chelsea untuk Premier League musim 2025/2026. Tiga pemain senior yang telah diasingkan dari tim utama justru tercantum dalam daftar resmi tersebut. Langkah ini tentu menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan penggemar. Pasalnya, Raheem Sterling, Axel Disasi, dan David Datro Fofana diketahui masuk dalam ‘skuad terbuang’ bentukan Enzo Maresca. Meski nama mereka telah didaftarkan, laporan menyebut status ketiganya sebagai pemain terbuang tidak berubah. Sinyal dari sang manajer pun seolah mengonfirmasi bahwa tidak ada tempat bagi mereka di tim. Lantas, apa alasan di balik keputusan yang membingungkan ini? Jawabannya tampaknya tersembunyi dalam celah aturan registrasi pemain dan strategi transfer klub pada musim panas. Jelang bergulirnya musim baru, setiap klub memang wajib menyerahkan daftar 25 pemainnya. Namun, Chelsea membuat langkah tak terduga dengan hanya mendaftarkan 19 nama saja. Di antara nama-nama tersebut, terselip trio Sterling, Disasi, dan Fofana yang menghabiskan musim panas di daftar jual. Ketiganya bahkan gagal mengamankan kepindahan dari London Barat hingga bursa transfer ditutup. Perlakuan ini sangat kontras jika dibandingkan dengan kasus Ben Chilwell musim lalu. Sang bek kiri saat itu benar-benar dicoret dari skuad Premier League maupun Liga Champions. Masuknya nama ketiga pemain itu mungkin sempat memunculkan secercah harapan. Mereka bisa saja berpikir akan mendapat kesempatan bermain di paruh pertama musim ini. Akan tetapi, harapan itu sepertinya harus segera dipadamkan. Laporan dari BBC Sport menegaskan bahwa status mereka sebagai bagian dari ‘skuad bom’ tidak akan berubah sama sekali. Keputusan untuk memasukkan mereka diyakini murni karena formalitas belaka. Chelsea kebetulan memiliki enam slot kosong di dalam skuad utama mereka yang bisa diisi. Banyak yang mungkin heran mengapa pemain baru seperti Alejandro Garnacho atau Jorrel Hato tidak ada di daftar. Padahal, The Blues masih memiliki banyak ruang kosong di dalam skuadnya. Jawabannya terletak pada regulasi pendaftaran pemain muda. Para pemain yang berusia di bawah 21 tahun tidak perlu didaftarkan dalam skuad 25 pemain utama untuk bisa bermain. Kondisi inilah yang pada akhirnya memberi ruang bagi Sterling, Disasi, dan Fofana. Karena banyak pemain muda tak perlu mengisi slot, tempat kosong itu pun dimanfaatkan untuk mendaftarkan ketiganya. Enzo Maresca sendiri tidak membahas secara langsung nasib trio yang terasingkan itu. Namun, komentarnya dalam konferensi pers sudah cukup menjadi sinyal yang sangat jelas. Sang manajer secara implisit menepikan Fofana dan Sterling saat membahas opsi penyerang tengah. Ia hanya menyebut nama Joao Pedro dan Marc Guiu sebagai pilihannya di posisi nomor sembilan. Sinyal ini dipertegas saat ia mengaku puas dengan perubahan yang telah dibuat di dalam skuad. Pernyataan itu seolah mengisyaratkan bahwa tim yang ada saat ini sudah final tanpa kehadiran para pemain buangan tersebut.

Diasingkan Dari Tim Utama, Tapi Chelsea Malah Memasukkan 3 Pemain Ini Ke Skuad Premier League Read More »

Ternyata Barcelona Pernah Nyaris Kehilangan Yamal Dengan Harga Lima Juta Euro Saja Ke Bayern Munchen

Berita Bola – Lamine Yamal saat ini jadi simbol harapan baru Barcelona, tapi perjalanan menuju panggung utama tak selalu mulus. Sebelum debut di Camp Nou, ada cerita menarik tentang bagaimana klub-klub raksasa mencoba merebutnya. Barcelona sejak lama tahu bahwa Yamal bukan pemain biasa. Mereka mendeteksinya sejak kecil, membina di La Masia, lalu memberinya kesempatan debut super muda yang langsung mencatatkan rekor sejarah. Namun, sebelum langkah besar itu terjadi, minat dari luar sudah mulai berdatangan. Dua klub top Eropa, Bayern Munich dan PSG, bahkan disebut berusaha mencuri start untuk mengamankan jasanya. Cerita ini makin menarik karena terjadi saat Yamal belum menyentuh tim utama. Usianya saat itu bahkan masih sangat belia, tapi daya tariknya sudah begitu kuat bagi klub besar Eropa. Bayern Munich sempat mengirim dua petinggi mereka, Hasan Salihamidzic dan Marco Neppe, ke Madrid pada 2022. Secara resmi, pertemuan itu untuk membahas Gavi, tapi sebenarnya ada target tersembunyi: Lamine Yamal yang baru berusia 14 tahun. Saat itu, Yamal masih di bawah agen Ivan de la Pena. Namun, pada akhir 2022, ia berpisah dengan De La Pena dan memilih Jorge Mendes sebagai perwakilannya yang baru. Sport BILD menyebut Mendes kemudian membuat harga patokan: lima juta euro bila ada klub yang ingin membawa Yamal. Bagi Bayern, angka itu sebenarnya sangat murah untuk bakat luar biasa. Namun, mereka memilih menunggu momen yang tepat, bukannya langsung mengeksekusi tawaran tersebut. Kesempatan pun hilang begitu saja. Yamal terus berkembang di akademi Barcelona hingga akhirnya bersiap menembus tim utama. PSG rupanya juga mencoba peruntungan. Mereka disebut mendekati Yamal menjelang habisnya kontrak sang pemain muda. Ancaman itu membuat Barcelona tidak bisa tinggal diam. Xavi Hernandez, pelatih Barca kala itu, disebut memberikan debut kepada Yamal pada April 2023. Hal tersebut dilakukan sebagai imbalan komitmen untuk bertahan di Camp Nou. Hasilnya sukses besar. Yamal debut pada usia 15 tahun 291 hari, menjadi pemain termuda sepanjang sejarah Barcelona. Tak lama kemudian, ia meneken kontrak baru hingga 2026 dengan klausul pelepasan senilai satu miliar euro. Langkah cepat itu membuat PSG gagal, begitu juga Bayern. Barcelona berhasil mengunci salah satu talenta paling berharga yang pernah mereka hasilkan.

Ternyata Barcelona Pernah Nyaris Kehilangan Yamal Dengan Harga Lima Juta Euro Saja Ke Bayern Munchen Read More »

Liverpool Disarankan Buat Tidak Langsung Jadikan Alexander Isak Starter

Berita Bola – Liverpool tengah mempersiapkan diri untuk melanjutkan performa impresif mereka di Premier League saat berhadapan dengan Burnley pada akhir pekan mendatang. Pertandingan di Turf Moor ini menjadi pusat perhatian karena berpotensi menjadi penampilan perdana Alexander Isak. Penyerang berkebangsaan Swedia tersebut resmi bergabung dari Newcastle United pada hari penutupan bursa transfer dengan nilai fantastis 125 juta pounds, yang sekaligus memecahkan rekor transfer termahal di Inggris. Kepindahannya mengakhiri drama panjang yang menghiasi bursa transfer musim panas ini. Meski demikian, harapan publik untuk melihat Isak langsung bermain sejak peluit awal tampaknya masih belum akan terpenuhi. Berdasarkan analisis Joe Cole, Liverpool diperkirakan akan mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dalam memberikan kesempatan bermain kepada striker anyar mereka. Dalam perbincangan dengan Paddy Power yang dikutip Evening Standard, Joe Cole menyatakan bahwa Isak masih belum dalam kondisi optimal untuk tampil penuh. “Saya tidak berharap dia langsung masuk tim,” terangnya. Cole mengidentifikasi aspek kebugaran sebagai pertimbangan utama di balik pandangannya. Isak sebelumnya menolak untuk tampil dalam tiga laga pembuka Newcastle kontra Aston Villa, Liverpool, dan Leeds, sehingga kondisi fisiknya belum mencapai level yang diinginkan. “Menurut saya langkah tepat adalah memasukkannya perlahan. Biarkan dia masuk dari bangku cadangan, biarkan semua hiruk pikuk mereda, dan pelan-pelan pahami bagaimana menjadi pemain Liverpool,” urai Cole. Liverpool hingga saat ini tidak mengalami kekurangan alternatif di sektor depan. Hugo Ekitike menampilkan performa yang mengagumkan di awal musim dan telah berkontribusi mencetak gol, membuat Arne Slot tidak merasa terdesak untuk segera mengandalkan Isak sebagai pilihan utama. Cole menambahkan bahwa tidak ada kepentingan mendesak bagi Liverpool untuk mengambil langkah tergesa-gesa. “Bukan seperti mereka kalah di dua dari tiga laga awal dan langsung butuh dia. Biarkan dia main 20 sampai 30 menit, lihat bagaimana hasilnya,” jelasnya. Mengingat stabilitas performa tim saat ini, keputusan untuk menahan Isak di bangku cadangan dapat menjadi strategi yang bijak guna mempertahankan ritme tim sambil mengurangi tekanan berlebihan pada pemain baru tersebut. Isak telah merasakan menit bermain pertamanya musim ini ketika memperkuat tim nasional Swedia. Ia turun sebagai pemain pengganti dalam pertandingan kualifikasi Piala Dunia melawan Kosovo, meskipun hanya bermain selama 18 menit dan timnya harus menelan kekalahan 0-2. Kini perhatiannya tertuju kembali pada Liverpool. Laga menghadapi Burnley dapat menjadi kesempatan emas untuk pembuktian awal, walau kemungkinan besar hanya dimulai dari bangku cadangan. The Reds sendiri sedang berada dalam tren yang menggembirakan. Mereka berhasil meraih kemenangan sempurna dalam tiga pertandingan awal Premier League melawan Bournemouth, Newcastle, dan Arsenal, dan kini berupaya mempertahankan momentum tersebut sebelum memulai kampanye di Liga Champions.

Liverpool Disarankan Buat Tidak Langsung Jadikan Alexander Isak Starter Read More »