Komunitas Agen Bola, SBOBET, IBCBET, Prediksi Pasaran Bola & Casino Online Terbesar

Amorim Dianggap Lebih Tegas Dan Keras Pada Pemain MU Ketimbang Ten Hag

Berita Bola – Ruben Amorim kembali menjadi sorotan setelah menunjukkan sikap tegas terhadap performa buruk Manchester United.

Pelatih asal Portugal tersebut dikabarkan melampiaskan amarahnya dengan merusak televisi di ruang ganti Old Trafford menyusul kekalahan 1-3 dari Brighton pada Minggu lalu.

Dalam konferensi pers setelah pertandingan, Amorim bahkan melabeli skuad United sebagai “tim terburuk dalam sejarah Manchester United.”

Namun, ia kemudian meluruskan pernyataannya dan mengaku bahwa komentar tersebut lahir dari rasa frustrasi yang memuncak usai pertandingan.

Mantan striker Aston Villa, Gabriel Agbonlahor, mendukung pendekatan keras Amorim dan menyebutnya sebagai “pria yang tidak boleh dianggap enteng.”

Agbonlahor yang pernah mengikuti kursus kepelatihan bersama Amorim di Belfast, menggambarkan pelatih United itu sebagai sosok yang penuh semangat dan tidak segan untuk menunjukkan kemarahan.

“Dia sangat tegas. Para pemain United harus segera bangkit, karena kalau tidak, lebih banyak barang di ruang ganti yang akan rusak,” ujar Agbonlahor.

Agbonlahor juga membandingkan gaya kepemimpinan Amorim dengan pendahulunya, Erik ten Hag. Menurutnya, Amorim lebih berani menyuarakan apa yang ia pikirkan dibandingkan Ten Hag.

“Ten Hag bisa kalah 0-5 dan tetap mengatakan, ‘Kami menunjukkan intensitas yang baik, kami hanya kurang beruntung.’Amorim berbeda. Dia mengatakan apa yang ada di pikirannya, dan saya menyukai itu. Itu yang dibutuhkan United saat ini,” tambahnya.

Meski gaya kepemimpinan Amorim mendapatkan apresiasi, dampaknya belum terlihat signifikan di atas lapangan.

Sejak tiba di Old Trafford, Amorim belum berhasil mengangkat performa MU secara konsisten.

Saat ini, Manchester United masih terpuruk di papan tengah klasemen Liga Inggris, jauh dari ekspektasi para penggemar.

Namun, pendekatan keras Amorim dianggap sebagai langkah awal untuk membangkitkan mental para pemain yang dinilai terlalu nyaman dengan situasi.