Berita Bola – Berita tentang pemecatan Erik ten Hag mungkin tidak begitu mengejutkan untuk legenda Manchester United, Gary Neville. Dia menilai gaya bermain yang tidak jelas menjadi sumber permasalah Ten Hag di Manchester United, dan akhirnya menjadi alasan pemecatannya.
Ten Hag meninggalkan United di posisi ke-14 klasemen Liga Premier, tanpa kemenangan di kompetisi Liga Europa sejauh ini. Laga terakhirnya adalah kekalahan 2-1 melawan West Ham akhir pekan lalu.
Di pertandingan itu, MU memanfaatkan banyak peluang sebelum akhirnya kalah lewat penalti kontroversial di menit-menit akhir.
Dengan kekalahan di laga tersebut, United kini mencatatkan awal musim terburuk mereka di Liga Premier, berada di peringkat ke-14 setelah sembilan pertandingan.
Pemecatan Ten Hag sudah diduga, tapi tetap saja mengejutkan. Pasalnya, baru bulan lalu MU mengikat Ten Hag dengan kontrak baru. Artinya ada kepercayaan dari pihak klub.
Ten Hag juga berulang kali mengatakan bahwa petinggi klub tetap memberikan dukungan penuh di tengah masa-masa sulit satu-dua bulan terakhir.
“Saya rasa kurangnya identitas dan gaya bermain telah menjadi misteri dalam dua setengah musim terakhir,” kata Neville kepada Sky Sports.
“Rekrutmen pemain juga kadang mengecewakan, tetapi saya percaya ada beberapa pemain yang bisa bermain lebih baik dari yang mereka tunjukkan sekarang. Kurangnya gaya bermain adalah masalah terbesar.”
“Rasanya sulit menonton mereka bermain dan tidak ada perubahan dalam 18 bulan terakhir. Ini sama buruknya dengan hasil-hasil yang mereka raih.”
Neville juga menyebut kekalahan 0-3 dari Tottenham di Old Trafford pada akhir September sebagai tanda-tanda awal masalah bagi Ten Hag.
Di laga tersebut, Bruno Fernandes diusir keluar lapangan saat skor 1-0 sesaat sebelum babak pertama usai, membuat MU kalah dalam dua laga kandang berturut-turut dengan skor 0-3, setelah sebelumnya kalah dari Liverpool.
“Saya menduga kekalahan dari Tottenham mungkin menjadi pemicu bagi mereka untuk mempertimbangkan manajer baru,” lanjut Neville.
“Anda melihat kandidat yang tersedia, lalu mencoba mempertimbangkan waktu yang tepat. Anda setengah berharap manajer bisa membalikkan keadaan, tapi dalam 99 kali dari 100 kesempatan, arus semacam ini menyulitkan Anda dan akan terus begitu,” tutupnya.