Berita Bola – Real Madrid menutup musim 2024/2025 dengan tangan hampa. Performa tidak konsisten dan rentetan kesalahan membuat mereka gagal meraih gelar.
Salah satu masalah paling mencolok sepanjang musim adalah lemahnya pertahanan dalam situasi bola mati. Terutama saat menghadapi tendangan sudut, Los Blancos terlihat sangat rentan.
Kesalahan dalam penjagaan pemain saat set-piece jadi pemandangan berulang. Hal itu berdampak langsung pada hasil pertandingan dan klasemen akhir La Liga.
Kini, Xabi Alonso ditunjuk sebagai pelatih baru dan dihadapkan pada pekerjaan rumah yang besar. Memperbaiki kelemahan dalam mengantisipasi bola mati harus menjadi prioritas.
Sejak laga pembuka musim, masalah ini sudah terlihat jelas. Real Madrid ditahan imbang 1-1 oleh Mallorca setelah Vedat Muriqi mencetak gol dari sundulan dalam situasi sepak pojok.
Yang mengejutkan, Kylian Mbappe-lah yang ditugaskan menjaga Muriqi. Dengan perbedaan postur dan spesialisasi posisi, hasilnya bisa ditebak.
Situasi serupa terjadi di laga Liga Champions kontra Liverpool. Cody Gakpo mencetak gol sundulan setelah lepas dari penjagaan Luka Modric.
Modric, yang hanya setinggi 174 cm dan berusia 38 tahun, harus berduel dengan Gakpo yang jauh lebih tinggi dan bertenaga. Real Madrid kalah dalam duel udara dan akhirnya kalah dalam pertandingan.
Di laga tandang melawan Real Betis, kesalahan kembali terulang. Johnny Cardoso mencetak gol lewat sundulan setelah lepas dari kawalan Modric.
Masalah ini tidak berhenti di satu atau dua pertandingan. Real Madrid kebobolan dari situasi sepak pojok saat melawan Valencia, Villarreal, Real Sociedad, dan Betis.
Thibaut Courtois bahkan secara terbuka mengakui kelemahan timnya dalam bertahan dari bola mati. Hal itu menjadi perhatian khusus jelang perempat final Liga Champions melawan Arsenal.
Secara total, musim ini jadi musim terburuk Real Madrid dalam hal kebobolan dari tendangan sudut sejak musim 2017/2018. Sebuah rekor yang jelas mengkhawatirkan.
Masalah ini bukan sekadar kesalahan individu. Ini adalah kegagalan dalam penentuan tugas penjagaan dan organisasi lini belakang.
Xabi Alonso dikenal sebagai pelatih dengan pendekatan taktik yang detail dan sistematis. Ia harus memastikan setiap pemain memahami perannya saat bertahan dari bola mati.
Real Madrid punya pemain-pemain dengan kemampuan duel udara yang mumpuni. Namun jika tidak diatur dengan benar, mereka akan terus memberikan peluang gratis kepada lawan.
Memperbaiki pertahanan set-piece bukan hanya soal latihan fisik. Ini juga tentang konsentrasi, komunikasi, dan kecermatan dalam membaca situasi.
Jika ingin kembali berjaya, Real Madrid tidak boleh membiarkan kesalahan serupa terulang. Di tangan Alonso, pembenahan ini wajib jadi agenda utama.