Berita Bola – Barcelona kembali dihadapkan pada kenyataan pahit di balik nama besar mereka. Masalah finansial belum sepenuhnya terurai, justru menunjukkan wajah yang semakin kompleks.
Dalam beberapa musim terakhir, klub asal Catalan itu hidup dengan strategi bertahan. Skema cicilan transfer menjadi jalan keluar untuk tetap kompetitif di pasar pemain.
Model tersebut lazim digunakan klub elite Eropa. Namun, dalam kasus Barcelona, akumulasi kewajiban kini berubah menjadi tekanan nyata.
Menjelang akhir musim 2025/2026, Barcelona harus melunasi utang transfer dalam jumlah sangat besar. Angkanya mencapai €107 juta atau sekitar Rp2,09 triliun.
Barcelona tercatat masih memiliki kewajiban pembayaran kepada lima klub berbeda. Total cicilan tersebut harus dibayar pada akhir musim ini.
Raphinha menjadi beban terbesar dengan sisa €41,5 juta kepada Leeds United. Disusul Jules Kounde yang masih menyisakan €25 juta kepada Sevilla.
Ferran Torres (€17,6 juta), Dani Olmo (€13,6 juta), dan Robert Lewandowski (€9,6 juta) melengkapi daftar utang transfer tersebut. Jumlah ini sangat signifikan bagi neraca keuangan klub.
Situasi ini berpotensi mengganggu perencanaan transfer awal musim 2026/2027. Barcelona harus berhitung cermat sebelum bergerak di bursa.
Kasus Robert Lewandowski menjadi sorotan tersendiri. Barcelona masih harus membayar cicilan transfer, sementara kontrak sang striker berakhir pada Juni 2026.
Artinya, Barcelona bisa saja melunasi transfer pemain yang berpotensi pergi gratis. Risiko finansial ini menjadi dilema besar bagi manajemen klub.
Saat ini, Barcelona tengah berupaya memperpanjang kontrak Lewandowski. Klub menilai penyerang veteran itu masih relevan dan mampu memberi kontribusi penting.
Pertemuan awal dengan perwakilan Lewandowski sudah dilakukan. Namun, di tengah utang transfer yang menumpuk, setiap keputusan kini membawa konsekuensi besar bagi masa depan finansial Barcelona.


