Berita Bola – Sepak bola bukan lagi sekadar 90 menit pertandingan di atas lapangan hijau. Klub-klub top Eropa kini menghadapi lawan baru yang tak kasat mata namun mematikan.
Emisi karbon dan jejak lingkungan menjadi fokus utama yang serius diperangi saat ini. Asosiasi Klub Eropa (ECA) menjadi motor penggerak perubahan masif tersebut.
Mereka menggandeng raksasa seperti Manchester City, Benfica, Eintracht Frankfurt, hingga Malmo FF. Misi utamanya adalah mengubah industri sepak bola menjadi lebih ramah lingkungan.
Ini bukan sekadar kampanye pencitraan, tapi langkah nyata demi masa depan planet bumi. ECA telah merumuskan strategi matang yang berfokus pada lingkungan, sosial, dan tata kelola.
Gaia Pretner, Kepala Keberlanjutan ECA, menegaskan komitmen serius organisasinya. Ia menyebut sepak bola punya dampak lingkungan signifikan yang harus segera ditangani.
“Asosiasi mengakui dampak lingkungan yang signifikan dari sepak bola profesional dan telah menjadikan keberlanjutan sebagai pilar utama dari strategi keseluruhannya,” tegas Gaia.
Manchester City tak hanya mendominasi Premier League, tapi juga memimpin dalam inovasi hijau. Mereka berambisi mencapai target net zero carbon pada tahun 2030 mendatang.
Langkah konkret telah diambil dengan memasang lebih dari 2.000 panel surya di Stadion Joie. Proyek ini merupakan bagian dari rencana besar instalasi 10.500 panel di seluruh akademi.
“Kami didorong oleh keyakinan penuh semangat bahwa sepak bola dapat memberikan dampak positif pada komunitas kami dan memberdayakan kehidupan yang lebih baik,” ujar juru bicara klub.
Tak hanya itu, City juga menyediakan jaringan bus khusus untuk suporter saat hari pertandingan. Inisiatif ini terbukti ampuh mengurangi kemacetan dan emisi karbon dari kendaraan pribadi.
Klub Bundesliga, Eintracht Frankfurt, tak mau kalah dalam perlombaan menuju keberlanjutan. Mereka membentuk Dewan Penasihat Keberlanjutan yang diisi oleh para ahli, termasuk peraih Nobel.
Stadion Deutsche Bank Park kini beroperasi dengan 100% energi hijau. Mereka juga memiliki armada kendaraan yang mayoritasnya bertenaga listrik.
“Ke depan, inovasi dan kemitraan yang kuat akan menjadi kunci untuk mendorong kemajuan dan mempertahankan daya saing,” kata Magdalena Jeckel, Kepala ESG Frankfurt.
Frankfurt juga menerapkan sistem irigasi cerdas di tempat latihan mereka. Teknologi ini memastikan penggunaan air yang efisien dan ramah lingkungan.
Benfica di Portugal telah berhasil mendaur ulang 250 ton limbah hanya dalam dua tahun. Stadion mereka, Estadio da Luz, kini menggunakan 85% pencahayaan LED yang hemat energi.
Klub raksasa ini bahkan membagikan wadah kaca kepada para atlet untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Potongan rumput stadion juga disumbangkan ke petani untuk dijadikan pupuk alami.
Di Swedia, Malmo FF juga tak tinggal diam. Mereka sukses memangkas limbah dan penggunaan energi per pengunjung secara signifikan.
Niclas Carlnen, CEO Malmo sekaligus Anggota Dewan ECA, menekankan peran klub bagi komunitas. Ia percaya sepak bola punya kekuatan untuk mengubah kota menjadi lebih baik.
“Kami dapat memengaruhi kehidupan pendukung kami tidak hanya melalui pria dan wanita yang menang dengan seragam biru langit, tetapi juga dengan meningkatkan kota yang kami tinggali bersama,” pungkas Niclas.


